Betapa banyak orang yang sibuk dan kebingunan disaat listrik padam. Kita seakan merasakan kesulitan yang teramat sangat karena segala fasilitas hidup tidak bisa mereka nikmati. Semua alat elektronik yang selama ini memudahkan urusan hidup tidak bisa berfungsi. Handphone, televisi, lampu, kulkas, mesin cuci dan semua benda yang selama ini kita merasa tergantung padanya tidak bisa dipergunakan. Malam-malam yang dilalui seakan begitu lama, gelap dan menyesakkan. Namun pernahkah kita berpikir bagaimana dengan kegelapan di alam kubur? Tidakkah hal itu jauh lebih menakutkan dan menyesakkan? Na’udzubillahi mindzaalik.
Disaat seseorang telah sampai ajalnya, keluarganya menangisi kepergiannya, dia dimandikan lalu dikafani dan dishalati. Sejenak kemudian dibawanya ke kuburan dan dimasukkannya ke liang lahat kemudian ditimbunnya dengan tanah lalu semua keluarga dan kerabatnya melangkah pulang maka tinggallah ia dalam kesendirian. Disaat itu tidak ada yang menemani dalam kesendirian dan kegelapan kubur. Harta yang dulu ia miliki, rumah bak istana yang ia tinggali, keceriaan keluarga dan teman karib yang mengelilingi, pada saat ini telah musnah sirna. Saat ini dalam kesendirian dan kegelapan itu, ia sangat membutuhkan teman dan pelita. Namun siapakah yang akan menemani dan menerangi, sementara sebentar lagi akan datang dua malaikat yang akan menanyai ?.
Keadaan alam qubur yang gelap dan menakutkan akan semakin menakutkan bagi mereka yang selama di dunia jauh dari kebaikan dan kebenaran. Kegelapan yang amat sangat inilah yang harusnya dipikirkan oleh setiap insan, lalu bagaimana cara meneranginya ?. Rasulullah menjelaskan keadaan kegelapan alam kubur dengan sabdanya :
إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي عَلَيْهِمْ
“Sungguh kuburan-kuburan ini penuh dengan kegelapan atas penghuninya dan sungguh Allah‘Azza wa Jalla akan meneranginya untuk mereka dengan shalatku atas mereka.” (HR. Muslim)
Ibnu ‘Alan di Syarh Riyadhus Shalihin menerangkan maknanya, “sesungguhnya kubur penuh kegelapan karena tidak ada jendela yang bisa dimasuki cahaya. Tidak bisa menyinari (menerangi)-nya kecuali amal-amal shalih dan syafa’at yang diterima oleh Allah Ta’ala.”
Ketahuilah, dalam kegalauan hebat itulah, AlQuran hadir sebagai teman yang akan mendampingi dalam kesendirian dan menjadi teman setia yang akan membela saat ditanyai oleh dua malaikat serta sebagai pelita pada diri kita dalam kegelapan alam kubur. Sebagaimana difirmankan oleh Allah swt tentang sifat Alquran :
وَأَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينًا
“Dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur’an).” (QS. Al-Nisa’: 174)
Sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih,
وَالصَّلَاةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
“Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti nyata, sabar itu sinar, dan Al-Qur’an adalah pembelamu atau penuntutmu.” (HR. Muslim)
Saudaraku kaum muslimin, tidakkah kita perlu mempersiapkan diri sejak sekarang selagi masih di dunia agar tidak mengalami ketakutan dan kegelapan diakhirat kelak. Karena itu, dengan sisa-sisa umur kita di dunia ini, mari dekatkanlah diri kita dengan Alquran dan para ahlinya serta para pencintanya agar kita mendapatkan syafaatnya kelak.
Jadikanlah alquran bagian tak terpisahkan dari keseharian kita. Jika selama ini mungkin kita tidak bisa lepas dengan handphone yang selalu kita pegang dan kita bawa kemana pun pergi yang selalu dibuka dan dibaca status beritanya , maka sudah sangat selayaknya sekarang kita bawa dan pegang alquran kemanapun kita berada (kecuali tempat yang diharamkan). Karena dengan membawa dan memegangnya menjadikan kita akan selalu terjaga dalam kesucian. Sebagaimana FirmanNya :
لَّا يَمَسُّهُۥٓ إِلَّا ٱلۡمُطَهَّرُونَ
tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan. (QS Al-Waqi’ah : 79)
Memegangnya saja sudah berpahala, terlebih dengan membacanya, menghafalnya dan mempraktekkannya, tentu akan mendapatkan pahala besar dari Allah swt. Karena itu perbanyaklah membaca Alquran sebab ia akan menjadi penolong di hari kiamat. Ia akan datang sebagai penerang di alam kubur sekaligus penghalang dari api neraka. Nabi bersabda :
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
Bacalah Alquran kerana sesungguhnya di hari kiamat nanti ia akan menjadi syafa’at kepada orang-orang yang mengikutinya (HR. Muslim)
Mari pedulilah pada masa depan kita, karena akhirat adalah misteri dan kegelapan, maka mari terangilah dengan alquran, berinteraksilah dengan alquran, bacalah Firman-firmanNya, dekatilah para ahlinya dan cintai para pencintanya. Semoga kelak kita mendapatkan syafaat dan pertolongannya. Semoga Allah swt menjadikan kita para hambaNya yang mencintai alquran dan alquran kelak mencintai kita serta menjadi ridho atas diri kita. Aamiiin…
KH. Akhmad Muwafik Saleh dosen FISIP UB, penulis produktif, pengasuh pondok pesantren mahasiswa Tanwir al Afkar