Oleh : Setyo Widagdo Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Brawijaya – [email protected]
Harian Kompas, 30 Nopember 2024 memuat judul berita :”Partai Politik Dituntut Berbenah” berita tersebut menginspirasi tulisan ini.
Kritikan, hujatan sampai cibiran masyarakat terhadap performance kinerja Parpol perlu mendapat apresiasi dari kalangan Parpol itu sendiri, terutama pasca pilkada serentak 2024, sehingga ke depan, Parpol benar -benar memutar 180 derajat penampilannya sebagai Parpol yang lebih mengakar kepada rakyat, memikirkan rakyat, dan tidak lagi elietis, berkutat seolah olah Parpol hanya menjadi urusan para “elite”.
Dengan demikian masyarakat dapat memberikan kembali kepercayaan pada Parpol, dan tidak lagi menyerukan: “bubarkan saja parpol”, karena jauh dari kepedulian terhadap rakyat.
Masyarakat memang geram terhadap Parpol yang membutuhkan dan memperhatikan mereka hanya setiap lima tahun sekali menjelang pemilu/pilkada, setelah itu menghilang. Hal ini menyebabkan masyarakat kemudian skeptis dan apatis terhadap pemilu/pilkada, dimana Parpol sebagai “pemain” utamanya. Setidaknya hal ini ditandai dengan minimnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti pilkada yang barusan usai. Kurangnya kader Parpol yang diusung menjadi calon Kepala Daerah, sehingga yang diusung tidak mencerminkan aspirasi masyarakat, dan banyaknya calon tunggal melawan kotak kosong melengkapi lemahnya kaderisasi di dalam tubuh Parpol.
Ditengah perkembangan politik yang dinamis, partai politik di Indonesia dihadapkan pada tantangan besar untuk berbenah dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Partai politik yang dulu mungkin bisa mendominasi dengan cara-cara tradisional kini harus menemukan strategi baru untuk tetap relevan di mata pemilih yang semakin kritis dan melek informasi. Kebutuhan akan reformasi dalam tubuh partai politik bukanlah hal baru, namun dalam konteks perkembangan sosial, teknologi, dan ekonomi saat ini, urgensinya menjadi semakin jelas.
Usai pilkada serentak 2024 yang baru lalu menjadi momen penting bagi Parpol untuk berbenah ke arah yang lebih baik menjadi partai modern, namun mengakar kepada rakyat.
Setidaknya ada beberapa hal penting yang bisa dilakukan oleh Parpol dalam rangka pembenahan, antara lain :
Pertama, Meningkatkan Keterlibatan Pemilih Muda.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh partai politik saat ini adalah bagaimana menarik minat pemilih muda. Pemilih muda cenderung lebih selektif dalam memilih partai politik, tidak hanya mengandalkan popularitas atau warisan politik. Mereka lebih cenderung menilai kesesuaian visi dan misi partai dengan nilai-nilai mereka, seperti keberagaman, keberlanjutan, dan hak-hak asasi manusia. Untuk itu, partai politik perlu menciptakan platform yang mampu mengakomodasi aspirasi pemilih muda dengan lebih nyata.
Partai politik harus belajar menggunakan teknologi dan media sosial secara optimal, mengingat banyak pemilih muda yang aktif di dunia maya. Mereka lebih tertarik pada interaksi langsung, bukan hanya retorika politik yang disampaikan secara sepihak. Oleh karena itu, kehadiran partai di media sosial harus lebih dari sekadar promosi, namun juga sebagai wadah diskusi yang terbuka dan transparan.
Kedua, Penguatan Sistem Internal dan Kepemimpinan yang Inklusif
Berbenah tidak hanya terbatas pada pendekatan eksternal, tetapi juga pada struktur internal partai. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah penguatan sistem organisasi dan kepemimpinan di dalam partai. Banyak partai politik di Indonesia yang masih dikuasai oleh sekelompok elit, yang menjadikan struktur partai kurang inklusif. Partai politik masa depan harus memperbaiki hal ini dengan melibatkan lebih banyak kelompok masyarakat, memberikan kesempatan bagi pemimpin muda dan perempuan untuk tampil, serta memastikan keterwakilan yang lebih adil dalam kepengurusan.
Kepemimpinan yang inklusif dan berbasis pada meritokrasi akan membantu partai politik meraih kepercayaan publik, terutama bagi kalangan pemilih yang menginginkan perubahan dan transparansi dalam pengelolaan partai. Hal ini juga akan memperbaiki kualitas kebijakan yang dihasilkan, karena berasal dari proses yang lebih terbuka dan representatif.
Ketiga, Pendidikan Politik yang lebih inklusif
Partai politik juga perlu berbenah dalam hal pendidikan politik bagi masyarakat. Pendidikan politik yang berbasis pada informasi yang benar, terbuka, dan mendalam akan memfasilitasi pemilih untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana. Salah satu kesalahan besar yang sering terjadi adalah kurangnya edukasi politik yang diberikan oleh partai kepada masyarakat. Banyak pemilih yang tidak memiliki pemahaman yang baik tentang kebijakan publik, yang menyebabkan keputusan mereka tidak didasarkan pada pertimbangan yang matang.
Partai politik perlu berinvestasi lebih banyak dalam program pendidikan politik, baik secara langsung maupun melalui media massa. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih memahami arah kebijakan partai dan membedakan antara politik identitas dan politik substansial yang lebih mengutamakan kepentingan bersama.
Keempat, Transparansi dan Akuntabilitas
Tuntutan terhadap transparansi dan akuntabilitas partai politik semakin meningkat, terutama dengan semakin majunya teknologi yang memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi dengan mudah. Partai politik masa depan harus lebih terbuka dalam pengelolaan keuangan, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan program-program mereka. Hal ini akan membantu memperbaiki citra partai politik yang seringkali dianggap korup dan tidak efisien.
Dalam era digital, masyarakat juga semakin kritis terhadap kebijakan dan keputusan yang diambil oleh partai. Partai politik yang tidak mampu memenuhi harapan transparansi ini akan kehilangan kepercayaan dari pemilihnya. Oleh karena itu, komitmen terhadap akuntabilitas harus menjadi prioritas utama, dengan memanfaatkan teknologi untuk memastikan adanya pengawasan yang lebih baik dan lebih cepat.
Kelima Menghadapi Isu Global dan Lokal dengan Visioner
Partai politik tidak bisa lagi hanya fokus pada masalah-masalah lokal, karena kini banyak isu yang sifatnya lintas negara yang harus diperhatikan. Isu perubahan iklim, globalisasi, dan geopolitik harus diakomodasi dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh partai politik. Untuk itu, penting bagi partai politik untuk memiliki visi yang lebih global, tetapi tetap relevan dengan konteks lokal Indonesia.
Pemimpin partai politik harus bisa merespons perubahan zaman dengan cepat dan cerdas, tidak hanya melalui narasi-narasi politik tradisional, tetapi dengan solusi konkret yang menjawab kebutuhan masyarakat. Misalnya, dalam menghadapi perubahan iklim, partai politik harus memiliki kebijakan yang mendukung keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih ramah lingkungan.
Penutup
Berbenahnya partai politik di masa depan bukan hanya soal perombakan struktural atau kosmetik semata. Lebih dari itu, berbenah adalah tentang menjawab tantangan zaman dengan menghadirkan sistem yang lebih terbuka, inklusif, dan transparan. Hanya dengan cara ini, partai politik dapat meraih kepercayaan dan relevansi di tengah masyarakat yang semakin cerdas dan kritis. Perubahan tersebut membutuhkan komitmen dan tekad kuat dari setiap elemen dalam partai untuk menciptakan sistem yang tidak hanya mengutamakan kepentingan politik jangka pendek, tetapi juga kesejahteraan dan kemajuan bangsa dalam jangka panjang.(*)