KANAL24, Malang – Melihat dari peningkatan produksi minyak atsiri, pemerintah memberikan insentif kepada beberapa Usaha Kecil dan Menengah yang mengembangkan minyak atsiri dalam bentuk bibit-bibit unggul. Selain itu, pemerintah juga memberikan peralatan untuk produksi minyak atsiri dan keterampilan untuk masyarakat agar dapat memproduksi minyak atsiri.
“Jadi, ada 3 unsur insentif yang diberikan oleh pemerintah kepada universitas atau para pegiat minyak atsiri,” kata Prof. Warsito, MS dari Institut Atsiri UB, Rabu (23/2/2022).
Meskipun minyak atsiri banyak diproduksi di Indonesia, tapi beberapa parfum yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia itu banyak yang impor, bukan hasil formulasi parfum yang dibuat oleh Indonesia sendiri.
Di satu sisi, Indonesia memiliki bahan baku yang cukup banyak, tetapi di sisi lain banyak dari masyarakat Indonesia yang impor untuk produk-produk parfum. Hal ini tidak hanya terjadi pada produk parfum, tetapi juga produk pengharum ruangan atau sejenisnya yang membutuhkan bahan baku minyak atsiri juga impor.
Hal ini terjadi karena teknologi yang dimiliki Indonesia belum mampu untuk mengolah material minyak atsiri menjadi komponen fungsional. Berangkat dari inilah integritas diri sejak tahun 2019 mencoba mengembangkan peralatan yang mampu untuk memperoleh komponen fungsional, meskipun dilihat dari kapasitasnya baru memiliki kapasitas 200 kg minyak yang diolah dan itu masih diaplikasikan untuk minyak sereh.
Ada 2 minyak sereh yang sudah coba diolah oleh Institut Atsiri Universitas Brawijaya dengan alat fraksinasi yang mendapatkan bantuan atau hibah dari program inovasi Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia 2019.
Pertama, minyak sereh wangi di mana minyak sereh wangi sudah diproduksi sejak tahun 2018 hingga tahun sekarang dan produksinya over di masyarakat dan selama ini minyak sereh wangi ini hanya diekspor atau belum diolah untuk menjadi komponen-komponen fungsional. Hasil olahan dari minyak sereh wangi dikenal dengan memiliki aroma yang kurang menyenangkan bagi konsumen karena mirip dengan minyak tawon. Namun, dengan alat fraksinasi yang dimiliki institut atsiri bisa diolah menjadi komponen fungsional yang bisa menghasilkan komponen-komponen yang aromanya berbeda dengan minyak sereh wangi.
Salah satu fraksi yang diproduksi dengan alat produksi ini adalah komponen yang sesuai dengan roti atau dino yang memiliki basis aroma seperti bunga mawar. Jadi, yang semula itu terkesan seperti minyak gosok, tetapi menjadi aroma bunga mawar yang sangat menarik.(nid)