KANAL24, Jakarta – Dominasi produk impor pada pasar daring (e-commerce) mengkhawatirkan pelaku industri usaha kecil menengah (UKM). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat sekitar 90 persen produk yang diperdagangkan di marketplace adalah produk impor, sisanya adalah produk UKM domestik.
Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria br Simanungkalit di kantornya, Jakarta Pusat. Menurutnya perlu ada upaya preventif dan progresif agar produk UKM nasional semakin banyak diperjualbelikan di marketplace. Salah satu upaya yang tengah dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan sertifikasi produk UKM. Dengan begitu daya saing produk akan semakin meningkat.
“Kita coba bantu terbitkan sertifikasi seperti SNI (standar nasional Indonesia) hak cipta, hak merk, PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga), dengan begitu pasar Indonesia yang selama ini jadi perebutan bisa kita lindungi dengan sertifikasi yang dimiliki produk Indonesia,” kata Victoria, Rabu (22/5).
Diakuinya banjirnya produk impor dipasarkan melalui marketplace merupakan tantangan nyata bagi pemerintah. Dia berharap dengan berbagai pendampingan pada pelaku UKM domestik melalui pelatihan packaging, manajemen pengelolaan usaha dan lainnya dapat mendorong daya saing produk UKM di perdagangan online.
“Kita kerja sama dengan Shopee dan marketplace lain, dalam setahun lebih beberapa produk UKM untuk diendorse ke pasar ekspor,” sambungnya.
Sebelumnya, Dirjen Industri Kecil dan Menengah dan Aneka ( IKMA ) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih, membenarkan bahwa dominasi produk impor di pasar dagang online memang memprihatinkan. Kendati demikian, menurut Gati, untuk barang impor ilegal jumlahnya semakin menurun karena adanya koordinasi antara Ditjen Bea Cukai dan Kepolisian.
“Kalau pendeteksian barang impor dan illegal itu ranahnya di Ditjen Bea Cukai, bukan Kemenperin. Nah, kita tahu itu atas koordiasi dengan Kemenko Perekonomian bahwa barang impor itu 90 persen memasuki pasar market place,” kata Gati.
Gati memaparkan bahwa Kemenperin melakukan pembinaan kepada IKM nasional untuk bisa berkompetisi dengan produk-produk impor yang kebanyakan berasal dari Tiongkok.
“Kita bina IKM supaya bisa produksi dengan baik, bisa berkompetisi dengan barang impor. Terutama di pasar online. Kalau kualitas Indonesia tidak kalah, yang menjadi masalah adalah harga karena bahan baku kita masih banyak impor,” ungkap Gati. (sid).