KANAL24, Malang – Raut wajah semringah terlihat jelas di wajah- wajah yang berkumpul di Aula Biosains UB Senin, (25/11/2019). Institut Biosains Universitas Brawijaya berhasil mencatatkan sejarah baru. Setelah penantian yang panjang, produk penelitian hasil kerjasama Institut Biosains dengan PT Bio Farma Bandung yaitu Rapid Test GAD65 akhirnya dapat di komersialisasikan dengan pengiriman perdana sebanyak 2500 kit.
Kepada Tim Praktek Jurnalistik Fisip – Kanal24.co.id, Prof. Dra Fatchiyah, M.Kes, Ph.D Direktur Biosains menjelaskan produk besutan tim nya. Kits ini merupakan hasil penelitian yang cukup panjang dengan menggandeng beberapa praktisi di bidang biokimia dan beberapa dokter serta perawat.
“Ini adalah hasil kerjasama banyak ahli di UB terutama dibidang biokimia dan kedokteran,” kata Fatchiyah.
Ide awal penelitan sebagai pendeteksi diabetes secara dini, alat ini mampu mengetahui seseorang akan berpotensi menderita diabetes jauh sebelum diabetes itu terjadi, maksimal lebih hingga 10 tahun sebelumnya. Berbeda dengan alat lain yang telah lama beredar sebelumnya hanya dapat mendeteksi diabetes ketika telah terjadi.
Penelitian kit GAD65 ini telah dilakukan bertahun-tahun, dengan sumber dana yang beragam seperti DIKTI dan Kementrian Kesehatan. Dana tersebut digunakan secara optimal untuk berbagai pengujian yang dilakukan terhadap 7 spesies hingga manusia dengan 5 ras berbeda yang ditempatkan di berbagai negara. Hingga dapat dihasilkan suatu rekombinan yang digunakan untuk produksi Rapid Test GAD65 ini.
Produksi Rapid Test GAD65 ini dilakukan secara mandiri oleh Universitas Brawijaya. Mulai dari sumber daya manusia hingga teknologi yang digunakan. Dengan PT Bio Farma yang mendanai pengujian sebagai penjual dan pengedar melalui sistem jual-putus.
“Penelitian ini murni dari kami, buatan kami, penelitian kami bukan bahan-bahan dari luar negeri,” ujar Fatchiyah.
Fatchiyah berharap hadirnya Rapid Test GAD65 ini, angka harapan hidup masyarakat Indonesia dapat bertambah. Selain itu, dapat dilakukan antisipasi secara dini terhadap penyakit diabetes dengan melakukan gaya hidup yang sehat bahkan sejak balita.
“Selain itu, diharapkan balita-balita ini dapat diidentifikasi potensi terkena diabetes sejak dini sehingga orang tua dapat mengedukasi anak untuk memiliki lifestyle sehat serta pola makan yang harus dijaga,” tambah Fatchiyah. (fis 7)