KANAL24,Malang – Film Indonesia tetap menggeliat selama masa pandemi. Para pekerja film dan produser tetap meluncurkan film baru, seperti film Kukira Kau Rumah yang disutradarai oleh Umay Shahab.
Film yang dibintangi Prilly Latuconsina dan Jourdy Pranata ini resmi Published di bioskop pada tanggal 3 Februari 2022. Kukira Kau Rumah pertama kali diPublishedkan di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2021 sebelum resmi dirilis di bioskop. Film yang mengadaptasi lagu Amigdala dengan judul yang sama ini, mengangkat tema tentang drama psikologis.
Di Bawah produksi Sinemaku Picture, film Kukira Kau Rumah berhasil mendapatkan respon positif dari masyarakat. Tiketnya terjual habis di minggu pertama penayangan. Di beberapa bioskop film ini diPublishedkan di beberapa studio karena melihat respon peminatnya yang sangat ramai. Antusiasme masyarakat juga terlihat dengan banyaknya konten di sosial media seperti TikTok dan Instagram yang mengangkat mengenai film ini. Konten tersebut membuat beberapa masyarakat yang akhirnya ikut meramaikan penayangan film ini.
“Lewat di fyp TikTok itu banyak. Sampe ada yang nge-rate 9/10 gitu. Lama-lama tertarik, katanya cocok buat ditonton sendiri,” ujar Anjani, salah satu penonton film Kukira Kau Rumah saat diwawancarai pada Selasa (15/02/22).
“Aku baca-baca review di Twitter, kelihatannya menarik sih. Soalnya jarang-jarang kan ada film yang mengangkat issue tentang mental health,” tanggapan lain dari Riska (15/02/22).
“Penyakitnya ini cuma jadi setting, gitu loh. Nggak ada narasi yang disampaikan bahwa si bipolar ini mental issue yang bagaimana, bagaimana seharusnya orang-orang disekitar ‘pengidap’ itu harus bersikap, gitu,” tanggapan lain yang ditambahkan oleh Dzikrina setelah menonton.
“Tanggapan saya setelah menonton film, film ini cukup bagus dan cukup menarik. Sebaiknya ditonton oleh orang-orang yang memang sekitar mereka ada orang yang menderita sakit mental dan mereka tidak bisa merasakan atau mereka bingung bagaimana cara mentreatment mereka yang sakit mental itu dengan baik dan benar,” tambah Anjani.
Untuk kedepannya, siapapun yang akan membuat film dengan mengangkat tema mental health dapat mempertimbangkan saran-saran dari penonton film dengan tema yang sama sebelumnya. Masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang aware dengan mental health. Maka harapannya di kemudian hari, masyarakat bisa teredukasi mengenai mental health ini melalui film.(zak)