KANAL24, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan pertumbuhan bank syariah hingga Oktober 2019 kemarin positif. Diyakini kedepannya tren pertumbuhan ini akan berlanjut seiring dengan adanya beberapa kebijakan dari pemerintah yang mendorong industri syariah.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK, Teguh Supangkat, mengatakan hingga periode Oktober 2019 market share dari perbankan syariah khususnya terkait dengan asetnya sebesar 6,01 persen. Angka ini tumbuh lebih baik dibandingkan periode September 2019 yang berada di level 5,94 persen.
Dari sisi jumlah unitnya, kata Teguh, Bank Umum Syariah (BUS) sebanyak 14 unit, Unit Usaha Syariah (UUS) sebanyak 165 unit dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah ( BPRS ) sebanyak 20 unit. Diharapkan dengan berbagai dukungan pemerintah, market share dan jumlah unit perbankan syariah dapat tumbuh lebih ekspansif lagi.
“Segala macem yang terkait dengan syariah masih cukup bagua. NPF (non performing finance) masih berada di level 3,15 persen, masih bagus ya secara industri. Kita harpakan dengan adanya sinergi kedepan bisa lebih efisien dan pruden karena ada sinergi antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah,” kata Teguh dalam konferensi pers di Komplek Perkantoran Bank Indonesia (BI), Senin (9/12/2019).
Lebih lanjut, dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bank syariah, per Oktober 2019 kemarin masih tumbuh double digit yaitu 13,05 persen. Sementara pertumbuhan kredit mencapai 10,52 persen dan asetnya tumbuh 10,15 persen. Sedangkan besaran eksposure aset BUS mencapai 65 persen dan UUS sebesar 32,36 persen.
“Aset (bank syariah dan unit usaha syariah) mencapai Rp499,98 triliun, jumlah rekeningnya per Oktober 31,89 juta,” pungkas Teguh. (sdk)