KANAL24, Malang – Sempat gagal finish hingga 2 kali pada Mobil proto diesel nogososro, tidak menyurutkan semangat arek-arek FT UB untuk menurunkan mobil-mobil karya terbaik mereka di ajang KMHE 2019 Universitas Negeri Malang. Senin (30/9/2019) beberapa perwakilan tim Apatte62 Brawijaya berkunjung ke kanal24. Mereka adalah Mayra Alfa Rahmi selaku Manager Apatte62, M. Yasir sebagai General Manager, M. Alfian Ambong driver urban ethanol, Biaggi Rahmat Maulana driver prototype diesel.
“Dua kali mobil proto diesel tidak dapat finish, itu sudah membuat cukup bingung karena sempat didahului dengan pesaing kami tapi alhamdulilah kami masih bisa diposisi pertama dari awal hingga akhir,” ungkap Mayra.
Biaggi menambahkan, pengalaman selama KMHE kemarin campur aduk. Race ini merupakan yang pertama baginya dan mobil proto diesel nogososro yang ia kendarai sempat bermasalah dengan rem.
“Remnya sempat bermasalah pada waktu pengecekan dan racing pas di tikungan putar balik, tapi alhamdulilah saya bersama tim bisa langsung menemukan solusinya, sehingga bisa melakukan race dan finish,” tambahnya.
Sedangkan, Alfian driver mobil urban ethanol marsela yang juga pertama kali race mengungkapkan perasaan gugup sesaat sebelum race itu ada, dan sesudah race pun masih ada.
“Perasaan gugup karena pada attempt pertama itu kami sempat DNF (Did Not Finish) karena ada kesalahan teknis, tapi setelah melalui paddock untuk direparasi ternyata dukungan dari tim sendiri itu yang memotivasi saya untuk mencoba lagi di attempt kedua dan hasilnya cukup bagus sampai ke attempt selanjutnya,”ungkap mahasiswa mesin tersebut.
Menuju KMHE 2019 ini, Yasir mengungkapkan bahwa persiapan dilakukan sejak 5 bulan yang lalu. Tim Apatte62 terkadang melakukan latihan di stadion kanjuruhan, kampus 2 UB Dieng, bahkan pernah menggunakan jalan veteran Kota Malang pada jam 02.00 pagi untuk uji coba mobil-mobil karya mereka.
Saingan terberat adalah sang juara umum, yakni ITS. Karena jumlah mobil yang diturunkan sama, yakni 4 buah mobil. Tetapi, hal tersebut justru menjadi pacuan semangat untuk tim Apatte62 ini agar tetap optimis.
“Setelah ini, kita lagi persiapan untuk Shell Eco Marathon Asia yang diselenggarakan di Malaysia bulan mei 2020 mendatang,” lanjut Mayra.
Mahasiswi mesin ini berharap, mobil hasil riset dia dan kawan-kawannya bisa diproduksi secara masal, bukan hanya untuk kalangan UB tetapi juga masyarakat luas.
“Sekarang kan mobil listrik lagi hype. Di eropa sudah banyak pengembangan dan pemasarannya. Di Indonesia sendiri harapannya juga bisa seperti itu, jadi risetnya teman-teman dari berbagai universitas bisa diproduksi dan dipakai secara masal,” pungkasnya.
Pendapat tersebut diperkuat dengan kemampuan mahasiswa-mahasiswa FT UB tersebut, dalam memproduksi sendiri material body mobil proto hitam, yakni karbon yang ringan dan kuat sejak 2017. Sedangkan, untuk material body mobil urban listrik material body berbahan kevlar aramid berwarna putih yang materialnya didapat dari kerja sama dengan PTDI.(meg)