KANAL24, Jakarta – Pertamina dan Saudi Aramco sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam menyiapkan pengembangan Kilang Cilacap. Kesepakatan ini dicapai di sela-sela pertemuan G20 di Jepang kemarin.
VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, menjelaskan kedua pihak sepakat untuk bersama-sama melibatkan reputable Financial Advisor dalam rangka finalisasi valuasi dan skema kerja sama.
Hal ini penting untuk menjamin kerjasama pengembangan Kilang Cilacap akan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
“Kami menyambut baik kesepakatan ini, semoga menjadi win-win solution yang dapat diterima oleh kedua belah pihak dan mempercepat dimulainya pengembangan Kilang Cilacap,” kata Fajriyah, Selasa (18/6/2019)
Fajriyah menambahkan, Joint Venture Development Agreement antara Pertamina dengan Saudi Aramco yang tengah berjalan saat ini sedianya akan berakhir di akhir Juni 2019. Namun dengan kesepakatan ini, akan diperpanjang sampai akhir September 2019.
“Dengan demikian, valuasi dan skema kerja sama antara Pertamina dengan Aramco untuk kilang Cilacap harus selesai dalam 3 bulan ke depan,” tambahnya.
Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah akan membentuk Tim gabungan dari Kementerian BUMN , Kementerian ESDM , Kementerian Keuangan, dan Pertamina.
Dalam melaksanakan tugasnya, tim tersebut akan didampingi oleh BPKP dan Jamdatun untuk memastikan seluruh proses yang dijalankan sesuai dengan aspek GCG dan peraturan perundangan yang berlaku.
Seperti diketahui, pengembangan Kilang Cilacap merupakan bagian dari 6 proyek Refinery Development Master Plan ( RDMP ) dan New Grass Root Refinery ( NGRR ) untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar minyak Pertamina, dari saat ini sekitar 1 juta barel per hari menjadi sekitar 2 juta barel per hari. Keenam proyek tersebut adalah RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, RDMP Balongan, RDMP Dumai, NGRR Tuban dan NGRR Bontang.
Sebelumnya, Pertamina juga telah menyelesaikan proyek Langit Biru Cilacap, yang mulai dioperasikan sejak bulan Maret 2019, sehingga saat ini Kilang Cilacap telah memproduksi BBM yang lebih ramah lingkungan dengan standar EURO IV.
“Selain meningkatkan kapasitas kilang, kualitas produk yang dihasilkan pun akan lebih baik yaitu mencapai standar EURO V yang lebih ramah lingkungan,” pungkas dia. (sdk).