KANAL24, Malang- Orangutan merupakan salah satu hewan yang terancam mengalami kepunahan. Saat ini, terdapat 38 populasi orangutan yang layak dengan lebih dari 100 ekor yang tetap berada di alam liar. Demikian yang diungkapkan oleh peneliti dari Department of Anthropology at Rutgers, The State University of New Jersey Ms. Rebecca Brittain pada BICMST 2020 (Brawijaya International Conference on Multidisciplinary Sciences and Technology) (2/1/2020).
Orangutan merupakan hewan jenis frugivora dan karena ketersediaan buah tidak dapat diprediksi, maka hal tersebut juga berdampak pada nutrisi orangutan yang terkadang mengalami kelebihan ataupun kekurangan. Dalam melewati periode kekurangan makanan ini, orangutan beralih dari yang awalnya makanan mereka berupa buah-buahan ke kulit pohon dan daun-daun yang sudah kering. Periode ini berlangsung hampir satu tahun dan selama masa ini total asupan kalori mereka juga berkurang.
“Mikroba adalah pemain kunci dalam proses pencernaan, selama proses fermentasinya mikroba juga memproduksi molekul yang mudah diserap oleh parasit dan digunakan sebagai sumber energi langsung. Kelebihan dari proses fermentasi ini adalah dapat membantu variasi kebutuhan energi hewan,” ungkap Brittain.
Lanjutnya, binatang berjenis ruminan mampu memperoleh 80-95 dan monyet mampu mendapatkan 30 persen kebutuhan energi sehari-hari. Proses fermentasi ini sangat penting untuk pemenuhan energi selama periode ekstensif pengurangan asupan kalori.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur peran mikrobioma usus dalam populasi orangutan Borneo liar (Pongo pygmaeus wurmbii). Ia akan mengumpulkan data seputar perubahan lingkungan yang berdampak pada ketersediaan makanan, kandungan nutrisi dari makanan, memperkirakan komposisi mikroba usus dan produksi energi mikroba dari sampel tinja orangutan di Stasiun Penelitian Tuanan Orangutan, di Kalimantan Indonesia.
“Penelitian ini akan memajukan pemahaman kita tentang peran mikrobioma usus dalam kelangsungan hidup mamalia liar yang dihadapkan pada perubahan alam. Dengan demikian, data yang dihasilkan oleh proyek ini akan secara langsung berkontribusi dan berlaku untuk konservasi dan kesehatan orangutan di alam liar, pengelolaan dan kesejahteraan orangutan, juga erat hubungannya dengan upaya rehabilitasi dan pelepasan orangutan,” pungkasnya. (meg)