Sehebat apapun seseorang menyusun atau membangun sebuah bangunan namun apabila membiarkan orang lain merusak bangunan tersebut maka jangan berharap bangunan yang diimpikan itu akan terwujud. Demikianlah pentingnya amar makruf di satu sisi dan nahi mungkar di sisi yang lain yang harus dilakukan secara bersama-sama tanpa harus saling menyalahkan diantara mereka atas berbagai pendekatan dan cara yang berbeda dalam melakukan peran dakwah tersebut.
Sekiranya kita tidak mampu menjadi seorang muslim yang baik terlebih sebagai seorang pejuang islam maka setidaknya tidak menjadi seorang perusak islam. Karena itu berhati-hatilah terhadap para perusak islam karena mereka tidaklah menghancurkan diri mereka sendiri melainkan ummat manusia secara keseluruhan.
Lalu siapakah para perusak islam itu. Diriwayatkan dari Ziyad bin Hudair, ia berkata: Umar bin al-Khathab pernah berkata kepadaku,
هَلْ تَعْرِفُ مَا يَهْدِمُ الإِسْلاَمَ؟ قَالَ قُلْتُ : لاَ. قَالَ : يَهْدِمُهُ زَلَّةُ الْعَالِمِ وَجِدَالُ الْمُنَافِقِ بِالْكِتَابِ وَحُكْمُ الأَئِمَّةِ الْمُضِلِّينَ
“Tahukah engkau apa yang menghancurkan Islam?” Ia (Ziyad) berkata, aku menjawab, “Tidak tahu.” Umar berkata, “Yang menghancurkan Islam adalah penyimpangan/tergelincirnya orang alim, bantahan orang munafik dengan Al-Qur’an, dan hukum (keputusan / atau berkuasanya) para pemimpin yang menyesatkan.” (Riwayat Ad-Darimi).
Secara jelas dalam atsar sahabat itu digambarkan bahwa terdapat tiga kelompok orang yang menjadi perusak islam, pertama, seorang alim yang telah menyimpang dari jalan kebenaran. Tidak ada yang paling ditakutkan oleh nabi selain para ulamanya yang buruk (ulama suu’). Nabi bersabda :
ﺃَﻻَ ﺇِﻥَّ ﺷَﺮَّ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﺷِﺮَﺍﺭُ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﻭَﺇِﻥَّ ﺧَﻴْﺮَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﺧِﻴَﺎﺭُ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ
Ingatlah, sejelek-jelek keburukan adalah keburukan ulama dan sebaik-baik kebaikan adalah kebaikan ulama. (HR ad-Darimi).
Siapakah mereka ? Yaitu seorang alim yang tergelincir pada dunia. Mereka telah menjual agamanya untuk dunianya, berdekat-dekatan dengan penguasa dan menjadi stempel penguasa. Agama hanya dijadikan sebagai alat justifikasi bagi kebijakan penguasa yang dhalim. Mereka telah mengkhianati ummat dan agama ini, mereka telah mengkhianati Rasulullah saw.
Kedua, tokoh ummat yang munafiq sehingga dia dengan rela dan ikhlas mempermainkan dalil-dalil alquran untuk kepentingan dirinya.
ﻗﺎﻝ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ: ﺇﻥ ﺃﺧﻮﻑ ﻣﺎ ﺃﺧﺎﻑ ﻋﻠﻰ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﺔ ﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﺍﻟﻌﻠﻴﻢ. ﻗﺎﻟﻮﺍ: ﻭﻛﻴﻒ ﻳﻜﻮﻥ ﻣﻨﺎﻓﻘﺎً ﻋﻠﻴﻤﺎً؟ ﻗﺎﻝ : ﻋﻠﻴﻢ ﺍﻟﻠﺴﺎﻥ ﺟﺎﻫﻞ ﺍﻟﻘﻠﺐ ﻭﺍﻟﻌﻤﻞ .
Sayyidina Umar Bin Khoththob ra berkata “Sesungguhnya paling mengkhawatirkannya yang aku khawatirkan dari umat ini adalah para munafiq yang berilmu”
Dengan ilmunya mereka menyesatkan manusia melalui berbagai dalil dan argumentasi yang terkesan indah, sangat rasional dan tampak cerdas. Namun sesungguhnya apa yang dikatakannya menyesatkan dan menyimpangkan dari jalan para salafush shalih. Kelompok inilah yang ditakutkan oleh Rasulullah saw.
Sebagaimana sabda nabi diriwayatkan dari Abu Dzar al ghifari berkata, ”Dahulu saya pernah berjalan bersama Rasulullah ﷺ, lalu beliau bersabda, “Sungguh bukan dajjal yang aku takutkan atas umatku.”. Beliau mengatakan tiga kali, maka saya bertanya,” Wahai Rasulullah, apakah selain dajjal yang paling Engkau takutkan atas umatmu ?”. Beliau menjawab, para tokoh yang menyesatkan”. (Musnad Ahmad).
Mereka rela menjadi corong musuh-musuh islam untuk menghancurkan islam dari dalam dengan cara menanamkan keraguan atas keyakinan agama ini dengan mengatakan bahwa kebenaran ada dalam semua agama sehingga semua agama
itu sama. Karenanya perlu juga mengadopsi nilai dari agama lainnya bahkan jika perlu berdoa dengan lintas agama karena mereka memiliki Tuhan yang sama (walaupun sesungguhnya berbeda) dengan cara ibadah yang berbeda. Mereka berdalih bahwa mereka sedang melakukan pembaharuan terhadap agama ini agar sesuai dengan kondisi zaman walaupun sejatinya mereka sedang merusaknya.
Ketiga, seorang pemimpin yang menyesatkan. Yaitu pemimpin yang berbuat dhalim dan tidak amanah terhadap rakyatnya. Mereka lebih percaya pada bisikan orang-orang yang memusuhi para penyeru kebenaran (alhaq) dan kebaikan, memusuhi para ulama dan orang cerdik pandainya yang kritis atas berbagai kebijakan yang tidak pro rakyat. Penguasa tipe ini lebih mempercayai mereka yang berkhianat pada rakyatnya dengan menyebarkan beragam berita bohong sehingga menyesatkan rakyat dengan mengizinkan para pembenci agama untuk mengurusi urusan orang banyak. Kelompok inilah yang ditakutkan oleh Rasulullah. Abu Dzar pernah pertanya kepada Nabi SAW,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ شَيْءٍ أَخْوَفُ عَلَى أُمَّتِكَ مِنْ الدَّجَّالِ قَالَ الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ
“Wahai Rasulullah, apa yang lebih engkau takutkan atas umatmu daripada Dajjal? Beliau menjawab, “Para pemimpin yang mudhillin (menyesatkan)”.” (HR. Ahmad).
Ketiga kelompok inilah yang akan menjadi perusak agama yang akan hadir di zaman fitnah. Agama pada masa itu ibarat dan mereka yang memegang teguh agama ibarat sedang memegang bara api. Namun hanya orang yang bersedia istiqomah dengan agama yang in syaa Allah akan diselamatkan oleh Allah swt dengan pahala layaknya para sahabat nabi yang syahid.
Realitas akhir zaman bukanlah semakin menjadi baik dan bersahabat bagi agama ini melainkan semakin buruk dan buruk hingga sampai berjumpa dengan pemimpin adil akhir zaman yaitu al Mahdi. Semoga kita diselamatkan oleh Allah dari buruknya akhir zaman yang penuh fitnah ini dan semoga Allah swt selalu membimbing kita untuk istiqomah di jalan-Nya. Aamiiiin….
Akhmad Muwafik Saleh Dosen Fisip UB, Penulis Buku dan Motivator