KANAL24, Jakarta – Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, mengakui kebijakan pemerintah dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara pararel berdampak pada perdagangan nasional.
Meski mengalami surplus perdagangan pada Juli 2021 sebesar USD2,59 miliar, namun diperkirakan hal itu bisa berdampak pada neraca perdagangan secara full year.
Lutfi menambahkan secara kumulatif neraca perdagangan juga surplus USD14,42 miliar. Jika tak ada PPKM diperkirakan angka surplus semakin besar. Surplus secara bulanan ini melanjutkan tren surplus yang terjadi selama 15 bulan terakhir.
“Kinerja ekspor dan impor Juli 2021 menunjukkan pelemahan yang dipicu pemberlakuan PPKM darurat. Namun, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus USD2,59 miliar,” kata Lutfi dalam keterangannya, Minggu (22/8/2021).
Ditegaskan Lutfi bahwa kebijakan PPKM darurat pada awal Juli 2021 memberi pengaruh signifikan terhadap kinerja ekspor. Kinerja ekspor tercatat USD17,70 miliar turun 4,53 persen (m-o-m) dibandingkan bulan sebelumnya. Pada periode Juli 2021, ekspor migas merosot 19,55 persen dan nonmigas turun 3,46 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Pembatasan kegiatan mengakibatkan adanya keterbatasan aktivitas perekonomian mulai dari produksi hingga konsumsi yang tercermin pada penurunan keluaran sektor industri manufaktur, pesanan, dan kontraksi pada ekspor. Hal ini tercermin dari angka IHS Markit Purchasing Manufacturing Index (PMI) Indonesia pada Juli 2021 yang turun menjadi 40,1. Hal ini berarti terjadi kontraksi pada aktivitas industri,” kata Lutfi.
Produk yang mengalami penurunan ekspor pada Juli 2021 dibandingkan bulan sebelumnya yaitu tembaga dan barang daripadanya (HS 74) anjlok 28,11 persen. Kemudian kendaraan dan bagiannya (HS 87) -24,17 persen, besi dan baja (HS 72) -20,56 persen, mesin dan peralatan mekanis (HS 84) -20,41 persen, serta olahan daging dan ikan (HS 16) -16,62 persen.
Pada Juli 2021, kinerja ekspor Indonesia mengalami pelemahan di beberapa kawasan dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspor yang menunjukkan pelemahan signifikan, antara lain menuju Asia Tengah merosot 47,52 persen, disusul Karibia anjlok 29,16 persen, dan Asia Barat turun 27,60 persen.
Namun demikian, ekspor ke beberapa kawasan juga mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Seperti di kawasan Afrika Selatan melonjak 124,11 persen dan Afrika Timur melesat 41,62 persen.(sdk)