Kanal24, Malang — Gangguan sendi rahang atau temporomandibular joint osteoarthritis (TMJ-OA) menjadi salah satu masalah kronis yang kerap diabaikan dalam dunia kedokteran gigi. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan nyeri dan gangguan fungsi mengunyah, tetapi juga menurunkan kualitas hidup pasien. Di tengah keterbatasan terapi konvensional, riset terbaru menghadirkan harapan baru melalui pemanfaatan sel punca dari jaringan pulpa gigi.
Salah satu terobosan tersebut dipaparkan oleh Prof. Eiji Tanaka dari Tokushima University, Jepang, dalam The 7th International Conference on Brawijaya Dentistry (ICBD) 2025 yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya. Ia membahas temuan berjudul “Factors Secreted from Dental Pulp Stem Cells Show Multifaceted Benefits for Treating Experimental Temporomandibular Joint Osteoarthritis.”
Dalam paparannya, Prof Tanaka menjelaskan bahwa cairan hasil kultur sel punca dari jaringan pulpa gigi—dikenal sebagai conditioned medium—memiliki kandungan faktor pertumbuhan dan molekul antiinflamasi yang sangat potensial untuk memperbaiki kerusakan jaringan sendi.
“Sel punca dari pulpa gigi mampu mengirimkan sinyal biologis yang membantu meregenerasi tulang rawan yang rusak,” ujarnya. “Tujuan kami adalah mengembangkan metode terapi baru untuk osteoartritis sendi rahang dengan memanfaatkan kemampuan alami sel tersebut,” tambahnya menegaskan.

Terapi Regeneratif untuk TMJ
Pendekatan yang dikembangkan Prof Tanaka ini dikenal sebagai terapi berbasis paracrine signaling—yakni memanfaatkan molekul yang disekresikan oleh sel untuk merangsang proses penyembuhan alami tubuh tanpa harus mentransplantasikan sel secara langsung.
Dalam penelitian ini, conditioned medium dari sel pulpa gigi terbukti mampu menurunkan ekspresi gen penyebab inflamasi, sekaligus mempercepat regenerasi sel kondrosit, yaitu sel penyusun tulang rawan.
Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa medium ini tidak hanya memperbaiki struktur tulang subkondral, tetapi juga meningkatkan stabilitas sendi rahang dalam waktu pemulihan yang lebih cepat. Dengan kata lain, terapi ini berpotensi menjadi alternatif non-obat yang lebih aman dan efektif bagi pasien penderita TMJ-OA.
Potensi Besar Sel Pulpa Gigi
Menurut Journal of Dental Research tahun 2025, sel punca pulpa gigi kini menjadi fokus utama dalam bidang regenerative dentistry karena sifatnya yang mudah diperoleh, etis, dan memiliki kemampuan regenerasi tinggi. Bahan biologis yang selama ini dianggap limbah pasca pencabutan gigi ternyata menyimpan potensi besar untuk berbagai aplikasi medis—mulai dari perawatan jaringan keras hingga terapi penyakit degeneratif.
Inovasi seperti yang dilakukan oleh Prof. Tanaka menegaskan bahwa masa depan kedokteran gigi tidak lagi terbatas pada aspek klinis semata. Teknologi biologi sel kini menjadi bagian integral dari upaya penyembuhan dan peremajaan jaringan. “Kami berupaya menggabungkan ilmu kedokteran gigi dengan teknologi regeneratif agar perawatan pasien menjadi lebih efektif dan manusiawi,” kata Prof Tanaka.
Kehadiran Prof. Tanaka di ICBD 2025 menjadi bukti kuatnya jejaring riset internasional yang dibangun oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya. Melalui forum ini, para peneliti dari Jepang, Malaysia, Taiwan, dan Indonesia saling berbagi hasil penelitian dan pengalaman dalam mengembangkan inovasi berbasis sains dan teknologi.
ICBD 2025 menegaskan posisi UB sebagai pusat kolaborasi ilmiah yang mempertemukan akademisi, praktisi, dan peneliti global dalam satu forum. Dengan riset seperti yang dipresentasikan Prof. Tanaka, arah baru kedokteran gigi kian jelas—bergerak menuju era regeneratif, di mana sains dan bioteknologi berpadu untuk menciptakan solusi penyembuhan yang lebih cerdas dan berkelanjutan.(Nid/Din)










