KANAL24, Malang – Kabupaten Malang dikenal sebagai salah satu wilayah penopang dan penghasil komoditi pertanian di Jawa Timur. Kabupaten ini memiliki kondisi geografis yang beragam, mulai dari dataran rendah hingga pegunungan, kabupaten ini memiliki kesuburan tanah yang mendukung berbagai jenis komoditas pertanian, seperti padi, sayuran, buah-buahan, dan tanaman perkebunan. Selain itu, dukungan iklim yang sesuai serta sumber daya air yang melimpah semakin memperkuat produktivitas sektor ini. Potensi pertanian di Kabupaten Malang tidak hanya berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan regional, tetapi juga menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat lokal.
Namun, untuk mengoptimalkan potensi ini, diperlukan inovasi teknologi, peningkatan akses pasar, dan pendampingan bagi petani agar dapat bersaing di era modern. Oleh karena itu, pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Malang layak menjadi fokus utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Pengembangan pertanian di Kabupaten Malang ini memang harus berkelanjutan dengan teknologi juga, sehingga menghasilkan ekonomi yang bertumbuh dan berkelanjutan,” kata Prof Asfi Manzilati Guru Besar FEB UB dalam keterangganya kepada kanal24.co.id.
Lebih lanjut menurut Prof Asfi, sektor pertanian berbasis kawasan hutan di lereng Gunung Kawi, Ngantang, Kabupaten Malang, memiliki peran strategis baik dari segi ekonomi, ekologi, maupun sosial. Kawasan ini dikenal dengan kesuburan tanah vulkanik yang ideal untuk budidaya tanaman hortikultura, seperti sayuran dan buah-buahan, serta komoditas unggulan seperti kopi dan tanaman rempah. Selain menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat setempat, pertanian di kawasan ini juga mendukung pelestarian lingkungan melalui praktik agroforestri yang mengintegrasikan tanaman pangan dengan pepohonan, sehingga mengurangi risiko erosi dan menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Keberlanjutan sektor ini juga dapat menjadi contoh harmonisasi antara pemanfaatan lahan dan konservasi alam, sekaligus meningkatkan ketahanan pangan lokal. Dengan pengelolaan yang tepat, pertanian berbasis kawasan hutan di lereng Gunung Kawi tidak hanya dapat meningkatkan kesejahteraan petani tetapi juga menjaga kelestarian alam untuk generasi mendatang.

Berangkat dari kondisi tersebut, tim dari Universitas Brawijaya didanai dengan Hibah Pengabdian Guru Besar DRPM UB yang terdiri dari Prof Asfi Manzilati sebagai ketua tim bersaama Dr. Ir. Anthon Efani, MP dari FPIK, Muhammad Dandy Alif Wildana, M.Sc.IBF dari FEB menggandeng Polres Kota Batu dan Kelompok Tani Hutan (KTH) Banjar Makmur berkolaborasi dalam memaksimalkan potensi pertanian hutan lereng gunung kawi di Dusun Selobrojo Desa Banjarejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang.
“Kami ikut turun melalui program pengmas guru besar UB bersama dengan Polres Batu ke kelompok tani hutan yaitu KTH Banjar Makmur untuk melakukan pendampingan penguatan kapasitas petani,” lanjut Asfi.
Dalam beberapa pertemuan yang dilakukan dengan pihak KTH, ditemukan bahwa para petani memerlukan dukungan dalam meningkatkan kapasitas dan aksesibilitas pertanian di daerah tersebut. Oleh karenanya, tim pengabdi telah melakukan pendampingan awal dalam pengembangan Koperasi Desa yang telah ada di dusun tersebut namun masih belum maksimal dalam memberikan kontribusi dan dampak kepada masyarakat.
Dalam pendampingan kedua, ditemukan bahwa organisasi koperasi petani telah terbentuk dengan seluruh organnya dan dengan AD/ART yang telah memadai, namun masih terkendala pengalaman dan pengetahuan terkait pengelolaan koperasi, terutama pada sisi sektor pertanian dan aspek teknis lainnya.
Prof. Asfi yang juga merupakan Bendahara KJPRI UB memberikan konsultasi dan berbagi informasi terkait pengelolaan koperasi tahap awal yang didampingi oleh tim. Kedepannya, pengabdian di KTH Banjar Makmur akan diteruskan sampai dengan dua tahun kedepan, dimana koperasi yang dimiliki oleh KTH Banjar Makmur dapat berdiri secara mandiri. (sdk)