Ibadah qurban adalah risalah yang Allah tetapkan semenjak Ibrahim a.s ibadah qurban adalah untuk menegaskan wujud cinta kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ibadah qurban sesungguhnya merupakan bentuk kepasrahan seorang hamba kepada Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Kata qurban berasal dari bahasa Arab, yakni Qaraba dengan bentuk isim mashdar ‘qurbanan’, yang berarti dekat. Karena itu, tujuan berkurban adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ilallah). Allah memerintahkan kepada kita untuk berkurban sebagai cara mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana firmanNya :
إِنَّاۤ أَعۡطَیۡنَـٰكَ ٱلۡكَوۡثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنۡحَرۡ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلۡأَبۡتَرُ)
“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS.Al-Kautsar : 1-2.)
Sebagaimana pula Firman Allah swt dalam QS. Al Hajj :
وَلِكُلِّ أُمَّةٖ جَعَلۡنَا مَنسَكٗا لِّيَذۡكُرُواْ ٱسۡمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلۡأَنۡعَٰمِۗ فَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞ فَلَهُۥٓ أَسۡلِمُواْۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُخۡبِتِينَ
Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (QS. Al-Hajj : 34)
Marilah kita buka lembar-lembar sejarah, bagaimana nabiyullah Ibrahim mewujudkan cintanya kepada Allah dengan mempersembahkan hewan qurban dalam jumlah yang sangat banyak sehingga nabi Allah Ibrahim memperoleh gelar khaliilullah Kekasih Allah
Dalam sejarah tercatat Nabiyallah Ibrahim mempersembahkan hewan qurban dalam setiap tahunnya sebanyak 1000 domba 300 lembu dan 100 onta. Apabila dikonversikan dalam rupiah jika 1 domba seharga 3 juta sama dengan 3 miliar, jika satu lembu seharga 15 juta sama dengan 4,5 miliar dan jika seharga 30 juta sama dengan 3 miliar maka total nilai hewan kurban yang dikeluarkan oleh nabi Allah Ibrahim sebesar 10,5 miliar. Subhanallah ‼
Begitu besarnya rasa taqarrub kepada Allah swt hingga nabi Ibrahim bernazar sekiranya dia diberikan keturunan akan dipersembahkannya pula kepada Allah Subhanahu wa ta’ala sebagai wujud penghambaan, kecintaan dan upaya taqarrub kepada Allah swt.
Perhatikan pula, Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam karena kecintaannya kepada Allah dan taqarrubnya kepada Allah hingga dia bernazar apabila memiliki 10 anak, maka salah satunya akan diqurbankannya dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Demikian pula Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyembelih hewan kurban dalam jumlah yang juga tidak sedikit yaitu 100 unta dan 63 kambing.
Demikianlah cara yang dilakukan oleh para Kekasih Allah untuk mendekatkan dirinya dan mewujudkan rasa cintanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tidak ada rasa kikir sedikitpun untuk memenuhi keinginan dan apapun yang diminta oleh Allah, karena sejatinya cinta itu adalah mewujudkan kedermawanan. Orang yang cinta pasti dermawan, murah hati, suka memberi dan itulah tanda para pencinta.
Sekarang coba perhatikan, beberapa kisah orang-orang yang ingin meraih kecintaanNya sekalipun dirinya berada dalam keadaan kekurangan dan keterbatasan ekonomi, namun semangat dan kesungguhannya untuk berqurban dan mendapatkan ridha Allah swt sangatlah besar. Ada beberapa kisah kaum dhuafa bernama Sahnun (60 th) warga mataram, Sahati (68 th) di sukabumi, Mak yati (60 th) di Tebet, yu Timah (60 th) di Kebumen yang mereka rela berqurban sekalipun dirinya dalam keterbatasan dan harus bekerja keras bertahun-tahun sebagai pemulung barang bekas, namun tidak menyurutkan niat untuk berqurban sebagai wujud cinta dan taqarrubnya kepada Allah swt.
Ketahuilah, muara dari ibadah berqurban adalah taqwa. Sehingga sejatinya kedermawanan seseorang dalam mengeluarkan hartanya untuk berqurban dengan penuh keikhlasan sebenarnya adalah wujud dari derajat ketaqwaannya kepada Allah swt. Jika semakin berat upayanya dalam berqurban maka semakin dekat dia pada derajat taqwa. Karena dalam setiap upaya ada energi besar dan kesungguhan untuk mencapai sebuah derajat. Berqurban sesungguhnya menunjukkan tingkat dan level ketaqwaan diri kita, bukan karena banyaknya namun pula niat ikhlas dan usaha dalam mewujudkannya.
Pertanyaannya saat ini, jika mereka bisa menyemangati dirinya untuk mewujudkan rasa cinta dan pengabdiannya kepada Allah swt melalui hewan qurban yang dipersembahkannya sekalipun dalam kekurangan dan keterbatasan, lalu bagaimana dengan diri kita yang telah diberi keluasan harta oleh Allah swt, apakah juga memiliki semangat ghirah yang sama untuk mewujudkan rasa cinta dan ketundukan pengabdian kepada Allah swt ?
Semoga Allah swt memberikan kemudahan hati bagi kita untuk berqurban ddngan penuh keikhlasan untuk mewujudkan rasa cinta dan taqarrub kepada Allah swt. Semoga Allah swt meridhoi diri kita. Aamiin…
KH. Akhmad Muwafik Saleh dosen FISIP UB, penulis produktif, pengasuh pondok pesantren mahasiswa Tanwir al Afkar