Kanal24, Malang – Dharma Wanita Persatuan Universitas Brawijaya (DWP UB) sukses menggelar seminar kesehatan bertajuk “Kebahagiaan dan Kesehatan Mental Ibu”. Acara ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-25 DWP UB, sekaligus memperingati Hari Ibu ke-96. Bertempat di Gedung Samantha Krida UB, seminar ini menghadirkan narasumber Shanaz Haque dan Rani M. Ulfah Widodo, Ketua DWP Universitas Brawijaya. (11/12/2024).
Seminar ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya perempuan, terhadap pentingnya menjaga kesehatan mental dalam keluarga. Dalam sesi pembahasannya, Shanaz Haque menegaskan bahwa kesehatan mental bukanlah isu baru, melainkan topik yang sudah lama menjadi perhatian.
“Kesehatan mental itu bukan hal baru. Hanya saja, berkat media sosial, kini lebih banyak orang yang sadar akan pentingnya isu ini,” ujar Shanaz. Ia menyoroti berbagai kejadian tak terduga yang melibatkan perempuan, baik sebagai ibu rumah tangga, anak, maupun individu lainnya. Semua itu, menurutnya, menunjukkan bahwa stabilitas emosi perempuan adalah kunci kesehatan mental dalam keluarga.
![](https://kanal24.co.id/wp-content/uploads/2024/12/1000293396-1024x576.jpg)
Ia juga mengajak masyarakat untuk mengubah pola pikir tentang kesehatan mental. “Kesehatan mental bukan berarti sakit jiwa. Jika stigma ini terus melekat, banyak orang akan takut dan malu untuk melakukan pemeriksaan ke rumah sakit,” tambahnya. Shanaz menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental sebagai bagian dari tanggung jawab perempuan, terutama dalam peran mereka sebagai istri. Selain seminar, kegiatan ini juga diramaikan dengan pameran berbagai produk karya ibu-ibu anggota DWP. Salah satu booth yang mencuri perhatian adalah Wulan Collection, yang memamerkan koleksi batik Nusantara. Pemiliknya, Siti Ariani Wulandari, menuturkan bahwa produknya menggabungkan tradisi batik dari seluruh Indonesia dengan ciri khas lurik dari Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Solo.
![](https://kanal24.co.id/wp-content/uploads/2024/12/1000293541-1024x576.jpg)
“Kami selalu menyematkan unsur lurik untuk memberi sentuhan khas Nusantara. Motif kami juga lebih kasual, sehingga cocok untuk berbagai suasana, baik formal maupun santai,” ungkap Siti Ariani. Ia juga menyoroti aspek pemberdayaan dalam bisnisnya. “Kami banyak memperkerjakan penjahit dari kalangan kurang mampu, sehingga bisa membuka lapangan kerja bagi teman-teman yang membutuhkan,” tambahnya. Dalam pameran ini, koleksi Wulan Collection menarik perhatian banyak pengunjung sejak pagi. Produk batik yang ditampilkan menawarkan variasi harga mulai dari Rp150 ribu hingga jutaan rupiah. Ia menuturkan bahwa untuk teman-teman yang tertarik dengan koleksi yang dimiliki oleh Wulan Colection dapat mengunjungi Jalan Papa Hijau No.25, Kota Malang. “Harapan saya, melalui karya ini kami bisa lebih membudayakan batik sekaligus merespons kebutuhan pasar. Kami ingin para ibu tetap tampil modis dengan batik, sehingga budaya Indonesia tetap lestari,” pungkas Siti Ariani.(fan)