KANAL24, Malang – Peran wanita di era sekarang tidak bisa diremhekan begitu saja karena wanita bisa memainkan banyak peran di berbagai sektor. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua PKK Jatim Arumi Bachsin, Rabu siang (27/11/2019) pada talkshow Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Universitas Islam Malang.
Pada talkshow yang bertemakan “Kopri Being Inspiration for Woman” ini Arumi menjelaskan wanita saat ini bisa berperan di berbagai sektor mulai pendidikan, hukum, bisnis, politik. Namun yang disayangkan masih ada stigma meremehkan peran wanita.
“Padahal wanita hamil, melahirkan, dan yang paling berat adalah menyusui. Dan yang tidak boleh diremehkan dari wanita yaitu kemampuan multitasking, melakukan pekerjaan-pekerjaan dalam waktu bersamaan, yang tidak akan bisa dilakukan oleh laki-laki,” kata Arumi.
Banyak ketidakadilan yang didapatkan wanita. Contohnya di bidang bisnis, jarang ditemukan wanita yang menempati posisi tertinggi dalam perusahaan, sehingga pada akhirnya wanita dapat dengan mudah meninggalkan pekerjaannya dan kembali ke keluarganya. Hal tersebut justru membuat peran wanita berkurang. Karena minimnya penghargaan yang diterima wanita, dan fasilitas ataupun kebijakan yang tidak memadai untuk wanita yang mempunyai anak ataupun yang sudah berkeluarga.
Arumi berharap peran mahasiswa terutama anggota PMII putri sebagai kelompok yang terdidik mampu berperan untuk menghapus stigma ini sehingga kesetaraan peran wanita di sektor publik bisa semakin jelas.
Hal yang sama juga di paparkan oleh Pimred Times Indonesia yang juga menjadi narasumber dalam talkshow tersebut. Dalam catatan media ini, angka kejahatan terhadap perempuan pada tahun 2018 sebanyak 406.179.
‘Angka ini masih sangat tinggi dan perempuan masih rentan menjadi korban kejahatan,” kata Yatimul Ainun.
Menurutnya di era digital ini perempuan memiliki peran strategis untuk membangkitkan lagi pergerakan dan isu-isu peran wanita dalam sektor publik dengan nyaman.
Media digital menurut Ainun lebih ramah terhadap wanita dan dapat di manfaatka oleh kelompok wanita untuk menyurakan aspirasinya.
“Isu mengenai wanita misalnya mulai dari pelecehan seksual di area publik, hingga keterwakilan perempuan di sektor politik dan bisnis bisa di garap melalui media digital,” lanjut Ainun. (fis 10)