KANAL24, Malang – Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati tiap tanggal 1 Juni menjadi momentum tersendiri bagi Bangsa Indonesia untuk kembali mengevalusi bagaimana sejauh ini implementasi 5 asas Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Seperti yang dikatakan oleh Ketua Pusat Pengembangan Mata Kuliah Kepribadian Universitas Brawijaya (PPMK UB), Dr. Abdul Majid, SH., M.Hum. Menurutnya, Pancasila sebagai idologi negara harus menjadi acuan bagi setiap warga negara Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Memperingati hari kesaktian Pancasila, memberi makna bahwa Pancasila itu harus dipedomani dalam konteks hubungan bernegara dan peringatan ini juga sekaligus sebgaai pengingat bahwa tidak ada ideologi lain selain Pancasila. Jadi keinginan-keinginan untuk menggantikan Pancasila memang seharusnya dihindari,” ungkap dosen Fakultas Hukum UB, Selasa (1/6/2021)
Sebagai sebuah ideologi, memang banyak tantangan baik dari internal maupun eksternal dalam implementasi terutama di era digital seperti saat ini. Era yang borderless atau tidak ada batas. Setiap generasi baik muda atau tua bisa mengakses nilai-nilai lain dengan begitu mudah. Oleh sebab itu, Pancasila sebagai niai dan ideologi harus terus disosialisaikan dan harus ditanamkan sejak dini sampai kapanpun sebagai bangsa bernegara.
Salah satu tantangannya adalah di era digital ini, sebagian dari generasi di Indonesia masih bangga dengan ideologi-ideologi asing, termasuk ideologi sektarian maupun ideologi religius. Untuk ideologi religius memang wajib bagi setiap orang untuk menjalankan ibadahnya, namun terkadang lupa bahwa dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara hanya ada nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi. Inilah yang sering dilupakan dan terkadang menimbulkan konflik, menimbulkan perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
“Pemaknaan dari Pancasila itu yang tidak boleh jauh berbeda dari nilai-nilai yang ada di dalam bangsa Indonesia ini,” imbuhnya.
Abdul Majid juga mengatakan bahwa, salah satu langkah konkrit yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya melalui PPMK dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila yakni adanya kegiatan moral camp. Kegiatan yang sudah berjalan tiga tahun ini adalah kegiatan berbasis keberagaman.
Kegiatan ini menempatkan mahasiswa secara sukarela mendaftar di suatu lokasi yang keragamannya sangat tinggi, baik keragaman agama maupun budaya, seperti di daerah Wagir, Kabupaten Malang. Selain itu, saat ini yang sedang direalisasikan pelaksanaannya adalah pendidikan karakter bagi mahasiswa yang mana nanti setelah lulus dari pendidikan ini, mahasiswa akna mendapat sertifikat sebagai pendamping ijazah dan ini akan menjadi ciri khas dari PPMK UB. (Meg)