KANAL24, Malang – Konsisten mengkaji tentang tanaman jagung, membawa pria asal Kudus Jawa Tengah ini menjadi Profesor ke 183 Universitas Brawijaya. Ia adalah Prof. Ir. Arifin Noor Sugiharto, Msc.,Ph.D. Pada pengukuhannya sebagai profesor, rabu (24/6/2020), Arifin menyampaikan pidato berjudul Mutasi Buatan dalam Pengkayaan Karakter Esensial dan Unik untuk Pengembangan Varietas Jagung Unggul.
Menurutnya, Indonesia berada di urutan ke sepuluh dunia dan tertinggi di ASEAN sebagai produsen jagung. Sebagai komoditas pakan dan pangan, peningkatan produktivitas dan nilai fungsional tanaman jagung merupakan isu strategis.
Pengembangan varietas jagung unggul yang futuristik (unik dan esensial) menjadi titik perhatian penting dalam riset mutakhir. Penggunaan metode konvensional dianggap belum cukup sehingga diperlukan terobosan modern yang lebih menjanjikan.
Profesor Bidang Bioteknologi Pertanian itu mengatakan, prinsip dasar perakitan varietas unggul secara genetik adalah dengan mengubah susunan atau struktur DNA agar fungsi gennya berubah dan terekspresi menjadi sifat baru yang kita kehendaki.
Bioteknologi sangat relevan diimplementasikan dalam perakitan varietas karena tidak membutuhkan waktu lama, variasi gen yang menjadi pilihan modifikasi relatif lebih banyak, dan terjadinya perubahan gen secara fundamental lebih mudah diprediksi.
“Saya bersama kelompok peneliti jagung terutama yang tergabung di Maize Research Center (MRC UB) telah cukup lama dan konsisten mengkaji dan mempelajari bioteknologi dalam upaya perakitan varietas jagung unggul baru yang futuristik. Beberapa metode kajian tersebut adalah metode fusi sel, induksi mutasi, transformasi genetik dan genome editing. Diantara pilihan metode bioteknologi tersebut, induksi mutasi akhirnya menjadi pilihan ideal ke depan dalam perakitan varietas yang futuristik karena metodenya sederhana, cepat dan murah serta sesuai dalam konteks keindonesiaan saat ini,” jelas Profesor ke 42 Fakultas Pertanian UB tersebut.
Lanjutnya, beberapa mutan hasil temuan riset yang mempunyai karakter futuristik telah berhasil didapatkan dan dipatenkan dalam Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) serta telah menjadi plasma nutfah di MRC UB. Diantara mutan tersebut adalah super root corn yang mempunyai akar lebat dan kuat, super blue corn dengan anthosianin tinggi, mutan lethal pink, dan candy sweet corn yaitu jagung manis yang berwarna kombinasi pink. Jagung super root saat ini telah dikembangkan menjadi varietas jagung unggul hibrida dan telah dihirilisasi ke petani di Indonesia sebagai benih jagung unggul baru yang beradaptasi baik di lahan marginal.
“Pemanfaatan bioteknologi dan pengembangan pemuliaan tanaman adalah pilihan yang tepat di era modern. Keunggulan inovasi riset ditentukan oleh kemampuan peneliti dalam optimasi paduan sumberdaya yang ada dengan arah riset yang futuristik. Pemanfaatan bioteknologi berbasis mutasi di Indonesia sangat relevan dan prospektif untuk perakitan varietas jagung unggul yang futuristik,” tandas Profesor pemilik 16 paten itu.(meg)