KANAL24, Malang – Kesenian Reog Ponorogo Universitas Brawijaya terus mengambangkan kemampuan personilnya termasuk pembarong yang membawa Dadak Merak. Pembina Reog Ponorogo UB Denny Widya Nurawan menjelaskan posisi pembarong merupakan spesial dalam pertunjukan reog.
“Pembarong merupakan posisi yang spesial karena akan memabawa Dadak Merak yang memiliki tinggi 1,5 meter sendiri,” kata Deny, Rabu (12/1/2022).
Ditemui disela pementasan Reog Ponorogo di Kampus UB Kediri, Deny menjelaskan untuk pembarong harus memiliki fisik yang kuat sehingga tidak mudah untuk mencari sosok tersebut. Reog Ponorogo UB daam pementasan tertentu menggunakan pembarong asal Ponorogo. Namun sebagai kampus yang mengembangkan kesenian reog, UB juga melakukan regenerasi pembarong.
“Semula di UB ada mahasiswa yang bisa menjadi pembarong namun sudah lulus. Dan sekarang ada juga yang bisa menjadi penerus,” jelas Deny.
Saat ini ada dua mahasiwa semester 3 dan 5 yang sudah bisa menjadi pembarong dalam pertunjukan reog sehingga tim Reog Ponorogo UB bisa tampil dengan personel mahasiswa sendiri.
“Saat ini ada regenerasi pembarong di UB, sudah ada dua mahasiswa yang bisa berperan sebagai pembarong. Semoga nantinya setiap tahun ada pembarong baru sehingga regenerasinya bisa berjalan lancar,” tambahnya.
Seni Reog Ponorogo di UB ini lanjut Deny menarik karena bisa dikembangkan di kampus yang tidak memiliki Fakultas Seni. Selain berkembang seni reog UB juga memiliki prestasi yang membanggakan karena tiga tahun berturut-turut mampu memboyong Piala Presiden sejak tahun 2017 hingga 2019.
“Prestas seni reog di UB ini bagus karena mampu juara nasional Piala Presiden selama tiga tahun sejak 2017 dan saat ini peminatnya bertambah banyak,” pungkas Deny.(sdk)