Kanal24 – Di sela-sela KTT Presidensi G20 Indonesia hari kedua, Presiden Joko Widodo ajak para pemimpin negara G20 mengunjungi Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali pada Kamis (16/11/2022). Dalam kunjungan tersebut, para pemimpin negara diberi kesempatan untuk menanam mangrove secara langsung. Pemerintah Indonesia mengagendakan penanaman bakau atau mangrove oleh para pemimpin negara peserta KTT G20 guna menekankan peran penting mangrove. Hal ini merupakan bagian dari tema yang dipilih Presiden Jokowi dalam pelaksanaan KTT soal menangani krisis iklim.
Salah satu kewenangan Indonesia sebagai pemegang tampuk presidensi G20 adalah menentukan tema konferensi. Tiga isu utama yang diagendakan pemerintahan Joko Widodo untuk KTT G20 adalah penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi berbasis digital, dan transisi menuju energi bekelanjutan.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong dalam keterangannya awal bulan ini sempat menjelaskan makna di balik agenda penanaman mangrove pagi ini.
“Salah satu tema yang dipilih adalah transisi energi, termasuk soal lingkungan hidup. Sebagai salah satu negara dengan hutan mangrove terbesar, diharapkan agenda itu bisa menginspirasi dunia,” kata Usman pada Kamis (3/11/2022).
Merujuk data Badan Pusat Statistik per Desember 2021, luas ekosistem mangrove atau bakau di Indonesia mencapai 3,63 juta hektare (Ha) atau 20,37 persen dari total dunia. Luasan itu menjadikan Indonesia sebagai negara dengan hutan mangrove terluas di dunia.
Mangrove dapat menyimpan karbon 3-5 kali lebih banyak dibanding hutan tropis dataran rendah. Selain itu, mangrove dapat menyuburkan tanah di sekitarnya, menjadi hunian bagi ikan-ikan kecil dan kepiting, menjernihkan air, dan melindungi pantai dari erosi.
Secara ekonomi, ekosistem mangrove pun menyimpan potensi besar. Hal ini terkait dengan perdagangan karbon. Pengembangan ekosistem mangrove dapat menjadi tambahan pendapatan negara. Saat ini, harga jual karbon dunia berkisar US$5-10 per ton CO2. Maka dengan luas hutan bakau Indonesia yang mencapai sekitar 3 juta hektare yang mampu menyerap emisi karbon sekitar 950 ton, pemerintah bisa mendapat tambahan hampir Rp2.400 triliun dari perdagangan karbon. (azk)
Baca juga: KTT G20 Resmi Dibuka, Presiden Jokowi Harapkan Tindakan Konkrit dalam Mempercapat Pemulihan Global