KANAL24, Jakarta – PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mengumumkan realisasi investasi mencapai USD166,1 juta untuk pembangunan fasilitas produksi batang tembakau bagi IQOS bermerek HEETS di Karawang, Jawa Barat.
Menurut Presiden Direktur HMSP, Mindaugas Trumpaitis dalam keterangan pers yang dilansir Selasa (30/11), fasilitas produksi yang ditargetkan bisa beroperasi pada Kuartal IV-2022 tersebut akan memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan difokuskan untuk pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik.
IQOS merupakan salah satu dari beberapa platform produk bebas asap rokok yang dikembangkan oleh Philip Morris International (PMI) dalam upaya menjawab permintaan dari perokok dewasa atas alternatif rokok yang lebih baik. Sejak 2008, PMI telah menginvestasikan lebih dari USD8,1 miliar untuk produk bebas asap.
Lebih lanjut Mindaugas mengatakan, pembangunan fasilitas produksi di Karawang tersebut bagian dari komitmen HMSP untuk menciptakan nilai ekonomi jangka panjang di Indonesia yang mengedepankan inovasi, penelitian ilmiah dan teknologi.
Fasilitas produksi ini akan menjadi fasilitas ketujuh milik PMI secara global dan kedua di Asia, serta merupakan perluasan dari fasilitas produksi HMSP
yang berlokasi di Karawang. “Investasi ini merupakan bentuk kepercayaan Sampoerna dan induk perusahaan kami, PMI atas iklim investasi Indonesia dan upaya nyata kami untuk menjadi bagian dari pemulihan ekonomi nasional,” ujar Mindaugas.
Dia menegaskan, fasilitas produksi ini sebagai komitmen global bagi PMI untuk menyediakan produk tembakau bebas asap. “Kami percaya bahwa dengan memanfaatkan inovasi, penelitian dan adaptasi teknologi dalam manufaktur batang tembakau untuk IQOS , Sampoerna akan berperan aktif mendorong transformasi industri tembakau nasional dengan tetap melibatkan petani tembakau dan peritel sebagai bagian dari mata rantai industri,” paparnya.
Mindaugas menyampaikan, pemerintah Indonesia mengapresiasi investasi HMSP ini, seperti yang dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto bahwa kolaborasi dan kerjasama antara pemerintah dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk dunia usaha dapat meningkatkanketahanan ekonomi dan mendorong Indonesia dalam eraih momentum akselerasi pemulihan ekonomi.(sdk)