Kanal24, Malang – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) menjadi tuan rumah Seminar Nasional 3 HISKI, yang melibatkan Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat Malang, Surabaya, dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Acara yang berlangsung di Aula Lantai 2 Gedung A FIB UB (26/10/2024) ini menarik minat lebih dari 150 peserta dari seluruh Indonesia. Seminar ini mengangkat tema “Isu-isu Mutakhir Sastra dan Pembelajarannya di Era Digital,” membahas berbagai topik seperti sastra cyber, sastra digital, pembentukan karakter, hingga kontribusi sastra dalam ekonomi kreatif.
Dr. Martin Suryajaya, M.Hum., dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), hadir sebagai salah satu pembicara utama, bersama tiga narasumber lainnya, yakni Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd., dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Phil. Mohammad Rokib, M.A., dari UNESA, dan Dewi Meyrasyawati, M.A., Ph.D., dari Universitas Airlangga (UNAIR), Surabaya. Mereka menyampaikan perspektif terkini mengenai perkembangan sastra dalam konteks digital dan sosial budaya yang semakin dinamis.
Yusri Fajar, M.A., Ketua Pelaksana Seminar Nasional, mengungkapkan apresiasinya kepada berbagai pihak yang mendukung suksesnya acara ini.
“Atas nama panitia, saya berterima kasih kepada Dekan dan seluruh pimpinan FIB UB, serta pengurus HISKI Komisariat Malang, Surabaya, dan UNESA, atas kerja sama yang memungkinkan acara ini terlaksana dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu Prof. Dr. Sugiarti, M.Si., Ketua HISKI Komisariat Malang, mengungkapkan pentingnya teknologi dalam kajian sastra.
“Teknologi kini tidak hanya berperan sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai medium ekspresi sastra dan analisis kajian sastra. Proses kreatif dan inovatif dari para peneliti sastra sangat penting untuk membawa hasil kajian ke dalam ranah digital,” jelasnya.
Seminar ini menjadi forum untuk mengeksplorasi kontribusi sastra dalam ekonomi kreatif, terutama di sastra digital dan humaniora digital saat ini semakin berkembang.
“Sastra memiliki kedalaman yang khas dan signifikan dalam membentuk peradaban, dan di era digital ini, peran teknologi dalam kajian sastra semakin strategis, memungkinkan pemahaman yang lebih luas akan dinamika sosial dan budaya,” ujar Dekan FIB UB, Hamamah, S.Pd., M.Pd., Ph.D.
Hamamah berharap seminar ini menjadi ruang bagi dialog ilmiah produktif, tidak hanya antara dosen dan mahasiswa, tetapi juga bagi para pegiat dan pemerhati sastra.
“Saya optimis sinergi antara HISKI dan FIB UB akan memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian dalam bidang sastra dan humaniora,” pungkasnya.
Seminar Nasional Tiga HISKI ini menjadi agenda tahunan yang konsisten diadakan, dan tahun ini, penyelenggaraan kali keempatnya diharapkan semakin memperkuat kolaborasi antara lembaga-lembaga akademik di Indonesia.(din)