KANAL24, Malang – Dalam pengelolaan lingkungan, sampah masih menjadi kendala besar. Permasalahan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak saja, namun juga harus dimulai dari diri sendiri melalui gaya hidup bersih dan sehat. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia menghasilkan 67,8 ton sampah di tahun 2020. Penyumbang sampah terbesar berasal dari aktivitas rumah tangga yaitu sebesar 37,3%. Sumber sampah terbesar berikutnya berasal dari pasar tradisional yaitu 16,4%, berikutnya 15,9% berasal dari kawasan, dan 14,6% berasal dari sumber lainnya.
Selain itu, sekitar 65% sampah yang dihasilkan di Indonesia merupakan sampah organik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai. Sayangnya, sampah organik kurang dimanfaatkan dan hanya dibuang begitu saja.
“Sampah masih menjadi maslah besar dalam lingkungan kita. Terutama sampah organik yang jumlahnya semakin besa,” kata Panji Deoranto, Ph.D dari FTP UB, Rabu (23/2/2022).
Salah satu sumber sampah organik adalah industri pengolahan tahu. Salah satu limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan tahu adalah ampas tahu. Ampas tahu biasa digunakan sebagai pakan ternak. Selain digunakan sebagai pakan sapi, ampas tahu dapat dimanfaatkan sebagai media dan sumber makanan dari maggot BSF (Black Soldier Fly).
Dari relita tersebut pada Rabu (2/2/2022) tim riset bersama mahasiswa Universitas Brawijaya dengan pelaku UMKM pengolahan tahu “Adma” melakukan focus group discussion dengan tema “Pengolahan limbah tahu menggunakan BSFL (Black Soldier Fly Larvae)”. Acara tersebut membahas mengenai sistem pengolahan limbah tahu padat dan cair sehingga dapat dimanfaatkan sebagai biodiesel. Selain itu, dilaksanakan diskusi untuk memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh UMKM Tahu “Adma”.
Salah satu langkah awal adalah melakukan Focus Group Discussion, Rabu (2/2/2022) dengan pihak terkait. Program yang dipimpin oleh Panji Deoranto, MP., Ph.D dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya telah menghasilkan beberapa hasil.
Pemateri menyampaikan materi pengolahan limbah ampas tahu (ist)
Diskusi tersebut berjalan dari pukul 9.00 hingga 13.00 WIB. Forum tersebut juga menjadi wadah yang efektif bagi mahasiswa untuk mendapatkan dan memperluas pengetahuan mengenai budidaya maggot BSF, pengolahan hingga pemasaran maggot. Selain dipasarkan sebagai produk pakan ikan, maggot dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku potensial biodiesel. Harapan dari diskusi ini adalah meningkatkan kepedulian mengenai pengolahan limbah hingga pemafaatannya sebagai bahan baku biodiesel yang dapat meningkatkan nilai jual limbah ampas tahu.(sdk)