KANAL24, Jakarta – Pada perdagangan di sepanjang pekan, periode 23-28 September 2019, nilai kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebesar Rp7.155,31 triliun. Jumlah tersebut melemah 0,44 persen dari akhir pekan sebelumnya sebesar Rp7.123,48 triliun.
” IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) pada pekan ini berubah 0,55 persen ke posisi 6.196 dari 6.231 pada pekan sebelumnya,” ungkap Sekretaris Perusahaan (BEI), Yulianto Aji Sadono di Jakarta, Minggu (29/9/2019).
Menurutnya, rata-rata nilai transaksi harian mengalami penurunan sebesar 12,02 persen menjadi Rp7,75 triliun dari Rp8,81 triliun pada pekan sebelumnya. “Rata-rata volume transaksi harian berubah 2,18 persen menjadi 14,06 miliar unit saham dari 14,37 miliar unit saham di pekan sebelumnya,” Aji menambahkan.
Rata-rata frekuensi transaksi BEI selama sepekan ini juga mengalami penurunan sebesar 18,88 persen menjadi 429,03 ribu kali transaksi dari 528,91 ribu kali transaksi selama sepekan sebelumnya.
“Sepanjang 2019, investor asing masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp52 triliun, dan investor asing pada Jumat (27/9) mencatatkan jual bersih sebesar Rp338,59 miliar,” ucapnya.
Aji memaparkan, selama sepekan di periode 23-27 September 2019, BEI mencatatkan dua Perusahaan Tercatat, yakni PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) dan PTNusantara Almazia Tbk (NZIA). Dengan demikian, sepanjang tahun ini ada 38 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI.
Selain itu, BEI juga mencatatkan dua penerbitan obligasi yang dilakukan PT Mitra Pinasthika Mustika Finance senilai Rp664 miliar dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) senilai Rp500 miliar. Sepanjang tahun ini jumlah obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sebanyak 76 emisi dari 42 Perusahaan Tercatat dengan Rp87,77 triliun.
Sejauh ini, Aji menyebutkan, total emisi obligasi dan sukuk mencapai 417 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp440,37 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan oleh 119 Perusahaan Tercatat.
Sedangkan Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 101 seri dengan nilai nominal Rp2.646,33 triliun dan USD400 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp8,79 triliun. (sdk)