KANAL24, Malang -Mengangkat tema “Striving a Green Economy through Innovation Technology in Agroindustry 4.0 Era to Strengthen Sustainable Development” Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) untuk ketiga kalinya kembali menggelar International Conference on Green Agroindustry and Bioeconomy di Ijen Suites Hotel, 26/8/2019.
Ketua panitia, Dr. Agustin Krisna Wardani menjelaskan bahwa konferensi ini dihadiri oleh 7 pembicara dari beberapa negara dan juga dihadiri oleh delegasi yang bukan hanya berasal dari Indonesia, tapi juga dari negara lain seperti Libya, Filipina, Vietnam, dan Thailand.
“Jadi, untuk pembicaranya ada Prof. Seong Gu Hwang dari Hakyong Korea National University Korea, Prof. Joong-Ho Kwon dari Kyungpook National University Korea, Dr. Julianne H Grose dari Brigham Young University USA, Prof. Konkiti Phusavat dari Kasetsart University, Dr. Hens Saputra dari BPPT Indonesia, Ass. Prof. Phung Kim Le dari Ho Chi Minh University of Technology Vietnam, dan Dr. Yusuf Hendrawan dari Universitas Brawijaya,” jelas Agustin.
Kegiatan ini, merupakan wahana sharing session baik dari Universitas, Industri, Pemerintah, dan NGO. Saling tukar ide terkait dengan pembangunan berkelanjutan, yang mana pengembangan teknologi tidak boleh merusak lingkungan. Konferensi ini mengangkat 3 isu penting yakni pangan, energi, dan lingkungan.
Terdapat 13 topik yang dibahas pada kegiatan ini, yang terbagi dalam beberapa kelas paralel. 13 topik ini berangkat dari beberapa konsep pokok yakni animal science, agriculture bidang food and technology, dan environmental science.
“Melalui kegiatan ini, diharapakan dapat memunculkan solusi baru untuk mengatasi tantangan pembangunan berkelanjutan. Presentasi, kontribusi, dan musyawarah dari pembicara dan delegasi akan menciptakan interaksi yang baik, saling belajar dan berbagi ide untuk mencipatakan kualitas hidup manusia yang lebih baik,”pungkas Dosen FTP UB tersebut.
Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP bertujuan agar kegiatan ini dapat memberikan iklim akademik di FTP supaya terus tumbuh, semua peserta dapat sharing pikiran, agar solusi baru dapat muncul jangan merasa sudah benar, bisa saling memberi saran dan tidak menutup kemungkinan menciptakan kolaborasi dan kerja sama global dalam rangka memperkuat agroindustri yang berkelanjutan. (meg)