KANAL24, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengapresiasi dua perusahaan multi nasional yang akan merelokasi usahanya ke Indonesia. Rencana ini akan memberikan dampak positif bagi penyerapan tenaga kerja nasional dan nilai tambah industri nasional.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Janu Suryanto mengatakan dua perusahaan itu adalah Sharp dan LG. Sharp. Pabrikan barang elektronik asal Jepang, Sharp akan merelokasi pabrik mesin cuci dua tabung dari Thailand ke pabrik mereka di Karawang International Industrial City ( KIIC ).
“Rencananya, peresmian ekspansi pabrik Sharp akan dilakukan bulan depan. Jadi, nanti ada penambahan lini produksi. Ini juga untuk pasar ekspor. Mereka akan menyerap ratusan tenaga kerja,” kata Janu dalam keterangannya, Minggu (16/6/2019)
Sementara itu, pabrikan alat elektronika asal Korea Selatan, LG, berencana akan merelokasi pabrik pendingin ruangan dari Vietnam ke fasilitas produksi yang ada di Legok, Tangerang. Pabrik ini akan mulai produksi dan memasarkannya pada September 2019 sebanyak 25 ribu unit. Jumlah produksinya ditargetkan naik menjadi 50 ribu unit.
“Paling tidak (produksi tersebut) bisa diekspor juga ke ASEAN. Investasi Sharp dan LG bernilai ratusan miliar rupiah,” imbuhnya.
Menurut Janu, industri manufaktur merupakan salah satu sektor ekonomi yang memberi sumbangan cukup signifikan bagi total investasi di Indonesia. Pada triwulan I tahun 2019, industri pengolahan nonmigas berkontribusi sebesar 18,5 persen atau Rp16,1 triliun terhadap realisasi penanaman modal dalam negeri ( PMDN ).
Adapun tiga sektor yang menunjang paling besar pada total PMDN tersebut di tiga bulan pertama tahun ini, adalah industri makanan yang menggelontorkan dana mencapai Rp7,1 triliun, diikuti industri logam dasar Rp2,6 triliun dan industri pengolahan tembakau Rp1,2 triliun.
Selain itu, industri manufaktur juga menyetor hingga 26 persen atau USD1,9 miliar terhadap realisasi penanaman modal asing (PMA). “Tiga sektor yang banyak menopang, yaitu industri logam dasar sebesar USD593 juta, diikuti industri makanan USD376 juta serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia USD217 juta,” ujarnya. (sdk)