Siapa sangka berawal dari obrolan ringan dapat menumbuhkan ide. Hal tersebut dialami oleh seorang mahasiswa peternakan. Sejak dulu Taufiq memiliki keinginan membuat surga dari tanaman. Berkat ketekunannya, terbentuklah Cacti Heaven. Ia memulai usaha ini sejak 2 tahun lalu.
Saat itu ia melihat peluang besar untuk bisnis tersebut. Bagaimana tidak? Trend pernikahan outdoor sedang marak-maraknya. Kebutuhan akan tanaman hias mini terus meningkat. Tanaman hias tersebut dapat dijadikan souvenir ataupun hiasan. Tidak memiliki modal uang maupun lahan bukan menjadi halangan. Taufiq sudah memiliki pasar dan ide updating level. Selain itu, ia mampu bekerja sama dengan petani sekitar.
Tanaman hias yang banyak diminati yaitu kaktus mini dan sukulen. Terdapat perbedaan di antara keduanya. Kaktus memiliki duri sedangkan sukulen tidak.
Kedua tanaman mini ini memang sangat menarik dijadikan cinderamata. Selain itu dapat dijadikan hiasan di ruang tamu dan ruang kerja. Tanaman dari Cacti Heaven sendiri sering disewa oleh beberapa hotel untuk dijadikan hiasan di setiap kamarnya.
Cara membudidayakan dan perawatan kaktus maupun sukulen cukup mudah. “Penyiraman cukup 1 kali seminggu” ujar pria berusia 23 tahun itu. Hal tersebut dikarenakan tempat hidup asalnya di gurun. Jika tanah basah maka harus dikeringkan setidaknya 2 hari. Pastikan tanah benar-benar kering sebelum di simpan di dalam ruangan. Pemberian air yang terlalu banyak dapat mempercepat pembusukan tanaman.
Media tanam yang dapat digunakan yaitu pasir malang. Bisa juga pasir bangunan, sekam mentah dan sekam bakar. Media tanam cukup diganti setiap 6 bulan sekali. Selain itu bisa diganti saat tanaman terlihat kurang nutrisi. Tanaman mini ini juga bisa diserang hama. Hama yang paling sering muncul yaitu kutu warna putih. Penyebab munculnya hama tersebut yaitu tanaman lama tidak disiram.
Omzet besar
Harga berkisar Rp 8.000 sampai puluhan juta. Kak Taufiq pun memiliki kaktus seharga Rp 36.000.000. Perbedaan harga ini dipengaruhi jenis tanaman, ukuran dan bibit.
Di Cacti Heaven sendiri terdapat kaktus dan sukulen yang termasuk Premium Class. Tanaman tersebut dibanderol dengan harga ratusan ribu.
Contohnya saja Lophophora dengan diameter 5-6 cm seharga Rp 500.000. Ada juga Giant Malo seharga Rp 600.000. Pengiriman telah merambah ke Thailand, Korea dan Amerika.
Omzet yang diperoleh bisa mencapai Rp 50.000.000 per bulannya. Potensi tanaman ini semakin tahun semakin besar. Berdasarkan pengalaman pria asal Bandung ini, usahanya tidak pernah meredup. Apalagi sejak pandemi, jumlah pembeli terus meningkat.
Penulis : Nabila Ijtihatil Ismail Mahasiswi Agribisnis FP UB