KANAL24, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa neraca perdagangan bulan Desember 2021 kembali surplus sebesar USD1,02 miliar. Sementara neraca perdagangan secara kumulatif sejak Januari – Desember 2021 terjadi surplus sebesar USD35,34 miliar.
Kepala BPS, Margo Yuwono, menjelaskan surplus perdagangan ini terbentuk karena tingginya nilai ekspor dibandingkan impor baik secara bulanan maupun secara kumulatif. Surplus tersebut cukup besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Desember ini surplus lagi, kalau ditarik ke belakang surplus yang terjadi ini adalah selama 20 bulan beruntun. Artinya nilai ekspor kita lebih tinggi dibandingkan impor selama 20 bulan terakhir,” ujar Margo Yuwono dalam live streaming conference, Senin (17/1/2022).
Tercatat nilai ekspor pada bulan Desember 2021 sebesar USD22,38 miliar. Jika dibandingkan bulan November 2021 (month to month / mtom) turun tipis -2,04 persen dimana pada periode itu nilai ekspornya sebesar USD22,84 miliar.
Sementara itu ekspor pada Desember 2021 jika dibandingkan periode Desember 2020 (year on year / yoy) mengalami kenaikan signifikan sebesar 35,30 persen. Tercatat pada periode itu nilai ekspornya sebesar USD16,54 miliar.
“Kinerja ekspor kita pada Desember ini masih cukup bagus jika dibandingkan Desember 2020 yang naik 35,30 persen,” sambung Margo.
Lebih lanjut catatan kinerja ekspor sejak Januari – Desember 2021 mencapai USD231,54 miliar. Ekspor kumulatif ini terjadi kenaikan sebesar 41,88 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar USD163,19 miliar.
Untuk kinerja impor pada periode tersebut tercatat sebesar USD21,36 miliar. Angka ini juga naik sebesar 10,51 persen (mtom) sebesar USD19,33 miliar. Sedangkan secara tahunan mengalami kenaikan 47,93 persen dimana saat itu nilai impornya mencapai USD14,44 miliar.
Sementara untuk nilai impor kumulatif pada periode tersebut sebesar USD196,20 miliar atau mengalami peningkatan 38,59 persen dibandingkan periode di tahun 2020 yang mencapai USD141,57 miliar.
“Impor non migasnya tercatat USD170,67 miliar meningkat 34,05 persen jika dibandingkan tahun 2020, jadi impor kita juga meningkat cukup tinggi baik secara total atau khusus non migas,” pungkas dia.(sdk)