Kanal24 – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menargetkan minimal 95 persen partisipasi dalam Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang diselenggarakan serentak di semua kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kabupaten Sleman, Yogyakarta, dimulai kemarin (15/1/2024).
“Target cakupan sekurang-kurangnya adalah 95 persen untuk masing-masing putaran dan merata di setiap tingkatkan, mulai dari desa, kecamatan, sampai kabupaten,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu melalui siaran pers di Jakarta, Senin (15/1/2024).
Pemberian vaksinasi menggunakan Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) akan diberikan kepada 8,4 juta anak yang berusia 0 hingga 7 tahun. Secara spesifik, jumlahnya terbagi sebagai berikut: 4,4 juta anak di Provinsi Jawa Timur, 3,9 juta anak di Provinsi Jawa Tengah, dan 149 ribu peserta di Kabupaten Sleman.
Pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) akan berlangsung selama satu minggu, dimulai 15 Januari 2024, dengan pelaksanaan sweeping peserta dilakukan selama lima hari ke depan 19 Januari 2024.
Maxi menyampaikan bahwa target Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio kali ini adalah anak-anak yang berusia 0 hingga 7 tahun, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Sehingga, meskipun anak telah memiliki status imunisasi yang lengkap, mereka tetap diwajibkan untuk mengikuti program Sub PIN Polio ini.
Pencanangan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio dimulai dengan memberikan vaksin tetes nOPV2 secara simbolis kepada 144 anak oleh Maxi dan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali di MINU Kapasan Sidoarjo, Jawa Timur.
Direktur Jenderal Maxi menjelaskan bahwa Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio akan diadakan dalam dua putaran. Putaran pertama akan dimulai pada tanggal 15 Januari 2024, sementara putaran kedua dijadwalkan berlangsung mulai 19 Februari 2024.
“Masing-masing putaran dilaksanakan dalam waktu satu minggu dengan jarak antarputaran minimal satu bulan,” ujarnya.
Daerah yang menjadi fokus pemberian imunisasi tambahan mencakup seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, di mana kedua provinsi tersebut merupakan lokasi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio.
Pemberian imunisasi tambahan juga diterapkan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, karena wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten, di mana beberapa waktu lalu ditemukan kasus polio. (din)
Comments 1