Kanal24, Malang – Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada tahun 2028-2029, dengan strategi utama mendorong hilirisasi sumber daya alam (SDA) sebagai pilar pertumbuhan baru. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa hilirisasi tidak hanya akan menambah nilai SDA tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan ekspor, yang diharapkan dapat memacu pertumbuhan yang berkelanjutan.
Pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Sentul, Jawa Tengah, Airlangga mengingatkan bahwa Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi 8,2 persen pada tahun 1995, yang didorong oleh sektor manufaktur, industri otomotif, konstruksi, jasa, dan investasi.
“Jika Presiden meminta kita mencapai pertumbuhan 8 persen, itu sangat mungkin tercapai. Kita hanya perlu memastikan konsumsi tetap terjaga, investasi tumbuh hingga 10 persen, ekspor meningkat 9 persen, dan sektor-sektor seperti hilirisasi, ekonomi digital, transisi energi, serta jasa dan pariwisata tetap berkembang,” jelasnya dikutip Senin (11/11/2024).
Dalam upaya mencapai target tersebut, Airlangga menyebutkan pentingnya menurunkan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) melalui pemanfaatan infrastruktur yang sudah ada, serta meningkatkan konektivitas dan akses, khususnya di kawasan industri. Pemerintah juga berencana meningkatkan keterampilan tenaga kerja melalui pendidikan vokasi serta program upskilling dan reskilling, terutama di Kawasan Industri atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Airlangga juga menggarisbawahi pentingnya menjaga inflasi tetap terkendali, terutama pada momen perayaan Natal dan Tahun Baru, agar target inflasi 2024 tetap tercapai. Ia meminta para kepala daerah untuk mendorong usaha kecil dan menengah (UMKM) melalui program kredit usaha rakyat (KUR), dan memastikan inflasi pangan tetap di bawah 5 persen. “Menjelang hari besar nasional, inflasi perlu kita jaga juga. Pemerintah punya program KUR, dan kepala daerah bisa mendorong UMKM agar lebih berdaya,” tegasnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan III-2024 menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,95 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 5,03 persen secara kumulatif (cumulative to cumulative/ctc). Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap ekonomi nasional, yaitu 56,84 persen, dengan sektor industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi sebagai motor utama.
Selain itu, terdapat 15 provinsi dengan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional pada triwulan III-2024. Papua Barat mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 19,56 persen, disusul Sulawesi Tengah sebesar 9,08 persen. Pertumbuhan signifikan ini didukung oleh hilirisasi di sektor industri pengolahan dan pertambangan, yang membuktikan bahwa pendekatan industrialisasi dapat menjadi kunci untuk meraih pertumbuhan yang lebih tinggi dan merata.
Airlangga juga menyoroti pentingnya mengatasi ketimpangan pendapatan per kapita antar daerah. Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), rata-rata pendapatan per kapita di 10 kabupaten/kota tertinggi mencapai USD33.267, sementara di 10 kabupaten/kota terendah hanya USD658. Ia mencontohkan Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur sebagai daerah dengan PDRB per kapita tinggi yang juga memiliki tingkat kemiskinan dan rasio gini yang rendah.
“Ini membuktikan bahwa dengan industrialisasi dan hilirisasi, kita bisa maju. Hal ini pula yang membuat Presiden yakin bahwa pertumbuhan ekonomi 8 persen bisa kita capai,” kata Airlangga. Ia menambahkan bahwa pemerintah pusat dan daerah harus memperhatikan kualitas pertumbuhan ekonomi, yang tidak hanya diukur dari angka PDRB, tetapi juga dari pengurangan ketimpangan sosial dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan kombinasi kebijakan hilirisasi SDA, dorongan pada ekonomi hijau, dan digitalisasi, pemerintah optimis dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun ke depan.(din)