KANAL24, Muhammad Iklil Zaki, mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya baru saja selesai melaksanakan program kampus mengajar di salah satu daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) yakni di SDN 38 Kelingkau Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Iklil melaksanakan program ini selama 1 semester atau 5 bulan, terhitung sejak bulan agustus hingga desember.
Kepada kanal24.co.id, Iklil menuturkan bahwa dirinya tidak menyangka jika ada sekolah yang jauh lebih tertinggal dibanding daerah tempat tinggalnya.
“Saya berasal dari daerah 3T, saya pikir SD saya dulu sudah cukup tertinggal dari segi pendidikan ternyata masih ada yang lebih kurang mumpuni dibanding sekolah saya dulu,” terangnya, Selasa (21/12/2021).
Iklil (tengah) bersama siswa SDN 38 Kelingkau (dok.iklil)
Akses menuju SDN 38 Kelingkau sepanjang 68 km, ditambah kondisi jalan yang harus dilalui bukan jalanan aspal dan lumayan sulit dilalui sehingga Iklik memutuskan untuk menyewa kontrakan terdekat dari sekolah.
“Dari kontrakan ke sekolah sekitar 15 km mau tidak mau karena kebetulan saya ada kuliah setiap hari selasa, jadi pada hari senin sepulang ngajar saya pasti ke kota kabupaten terdekat untuk mendapat akses internet,”katanya.
Iklil menceritakan, bahwa siswa-siswa yang ada di SDN 38 Kelingkau mengalami learning loss atau ketertinggalan dalam belajar. Ada siswa kelas 3 yang belum mengenal bahkan belum bisa menulis huruf dan ada juga siswa kelas 5 SD yang belum lancar dalam melakukan penghitungan matematika sederhana. Oleh karena itu, Iklil bersama tiga temannya yang ditempatkan mengajar di SDN 38 Kelingkau, membuat kegiatan bimbingan belajar tambahan untuk mengejar ketinggalan siswa-siswa disana.
Dirinya juga turut membantu memposting keberadaan SDN 38 Kelingkau di situs pencarian Google, agar SDN tersebut makin banyak orang yang mengenal dan berharap makin banyak mendapat perhatian dari segi peningkatan infrastruktur sekolah.
Selain kurangnya kualitas siswanya, kualitas sumber daya guru di SD tersebut juga belum maksimal. Guru-guru di SD tersebut kurang bisa beradaptasi dengan pesatnya kemajuan teknologi, yang mana bisa membantu guru dalam melakukan proses pembelajaran kepada siswa.
Iklil pun berharap, pemerintah daerah setempat benar-benar serius dalam membantu proses peningkatan kualitas SDM sekolah-sekolah di daerah 3T. Keseriusan ini harus benar-benar terlaksana karena pendidikan khususnya pendidikan dasar merupakan bekal bagi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. (Meg)