Kanal24, Malang – Rangkaian Napak Tilas Raden Wijaya 2025 tidak hanya sekadar menjadi ajang olahraga dan charity run, tetapi juga diiringi dengan kegiatan pelestarian lingkungan melalui program Tetenger Bumi. Dalam kegiatan ini, Tim Tetenger Bumi Universitas Brawijaya menanam pohon langka nusantara di beberapa lokasi strategis sepanjang rute napak tilas.
Tibyani, S.T., M.T., Tim Tetenger Bumi Universitas Brawijaya, menjelaskan bahwa penanaman dilakukan di empat titik, yaitu Pendopo Agung Trowulan, Pacet, Karangploso, dan Universitas Brawijaya. Sebanyak 50 pohon langka ditanam, termasuk pohon genitri, rukem, mundu, dan mojo manis.
“Kami dari charity tim planting pohon langka nusantara membersamai charity run. Kami akan menanam di empat titik, yang pertama di Pendopo Agung, di Pacet, di Karangploso, dan di Universitas Brawijaya,” ujar Tibyani.
Ia menambahkan bahwa pohon-pohon yang ditanam adalah jenis langka, termasuk mojo manis yang memiliki keunikan tersendiri. “Kami menanam 50 pohon langka nusantara, di antaranya pohon genitri, pohon rukem, pohon mundu, dan yang paling fantastik yaitu mojo manis. Biasanya mojo itu pahit, tetapi mojo manis ini kami temukan di Dinas Pertanian Kota Mojokerto, dan sekarang kami bawa ke UB agar napak tilas ini terus berkelanjutan,” jelasnya.
Penanaman pohon langka nusantara ini bertujuan untuk melestarikan kekayaan hayati Indonesia dan memastikan generasi mendatang dapat mengenal pohon-pohon langka yang kini semakin sulit ditemukan. Mojo manis, misalnya, menjadi simbol harapan dan keberlanjutan dari semangat napak tilas ini.
Dengan kegiatan Tetenger Bumi, Universitas Brawijaya tidak hanya menghadirkan refleksi sejarah dan olahraga, tetapi juga aksi nyata dalam menjaga lingkungan. Program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi berbagai pihak untuk terus mendukung pelestarian kekayaan alam Indonesia.(din/sdk)