Kanal24, Malang – Pada era yang dipenuhi tantangan global yang kompleks, pembicaraan seputar keberlanjutan telah menjadi salah satu elemen kunci dalam meraih kesuksesan dan ketahanan bisnis. Selaras dengan tujuan global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), upaya meningkatkan kinerja keberlanjutan telah menjadi agenda mendesak di tingkat internasional. Maka Konferensi Keberlanjutan yang diselenggarakan secara daring oleh Institute of Certified Sustainability Practitioners (ICSP), National Center for Corporate Reporting (NCCR), dan Universitas Diponegoro (Undip) menjadi ruang penting bagi para pemangku kepentingan.(19/10/2023).
Dalam konferensi yang bertemakan “Sustainable Performance and Business Resilience: Navigating the Path to Success,” peserta dari beragam latar belakang, termasuk akademisi, praktisi keberlanjutan, dan pemangku kepentingan bisnis, berkumpul untuk menjelajahi dinamika antara keberlanjutan, kinerja, dan ketahanan bisnis.
Keberlanjutan dalam Konteks Tantangan Global
Dalam era ketidakpastian global yang terus berkembang, konsep keberlanjutan (sustainability) telah menjadi elemen utama dalam meraih keberhasilan dan ketahanan bisnis. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) menunjukkan komitmen dunia untuk mengejar perkembangan berkelanjutan. Namun, keberlanjutan itu sendiri tidak lepas dari tantangan yang kompleks.
Tantangan tersebut mencakup perubahan iklim, ketidakpastian ekonomi, isu sosial, dan dampak lingkungan yang terus menerus berkembang. Oleh karena itu, konferensi ini menjadi wadah penting bagi para akademisi, pakar industri, praktisi keberlanjutan, dan profesional untuk berdiskusi dan menggali hubungan dinamis antara keberlanjutan, kinerja, dan ketahanan bisnis. Konferensi ini juga diharapkan mendorong terciptanya beragam gagasan baru dalam isu-isu keberlanjutan dan penguatan bisnis.
Pendekatan Menuju Keberlanjutan dan Ketahanan Bisnis
Pentingnya keberlanjutan dan tata kelola dalam membentuk bisnis yang tangguh dalam menghadapi ketidakpastian telah ditekankan dalam konferensi ini. Dr. Ali Darwin, Ketua Dewan Pengurus dan Direktur Eksekutif NCCR, menyoroti empat langkah penting untuk mencapai bisnis yang berkelanjutan, yaitu mendefinisikan visi dan strategi yang jelas, mendorong inovasi, melibatkan para pemangku kepentingan, serta mengukur dan melaporkan kemajuan.
“Bisnis yang berkelanjutan adalah bisnis yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Bisnis yang tangguh adalah bisnis yang mampu bertahan dan bangkit kembali dari guncangan dan gangguan,” jelas Ali.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Undip, Prof. Dr. Suharnomo, menekankan bahwa tata kelola memainkan peran kunci dalam membentuk arah masa depan. Dalam era interkonektivitas dan saling ketergantungan, tata kelola yang efektif dan berkelanjutan menjadi tulang punggung dalam membentuk fondasi yang akan memungkinkan membangun masa depan yang tangguh dan adil.
Partisipasi dan Keterlibatan dalam Mencapai SDGs
Untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs), diperlukan partisipasi dan keterlibatan dari berbagai pemangku kepentingan. Ini termasuk pemerintahan, parlemen, filantropis, bisnis, perguruan tinggi, organisasi masyarakat, dan media. Dari segi pemerintahan dan parlemen, langkah-langkah yang diperlukan termasuk penetapan indikator dalam setiap target, pengembangan kebijakan, regulasi, penyelarasan program, penyediaan data dan informasi, diseminasi, komunikasi, advokasi, pemantauan, evaluasi, dan pendanaan.
Dari sisi filantropis dan bisnis, diperlukan advokasi pelaku usaha, memfasilitasi program kepada pelaku usaha, peningkatan kapasitas, serta dukungan pendanaan. Perguruan tinggi, seperti Undip, juga berperan penting dalam mendukung SDGs melalui peningkatan kapasitas, lokakarya, penelitian, dan riset yang berfokus pada pengembangan kebijakan.
Pada konferensi keberlanjutan ini, para pemangku kepentingan berkolaborasi dalam membangun pemahaman publik tentang TPB/SDGs, memfasilitasi program di lapangan, dan menjadi pemantau pelaksanaan program. Prof. Haruni Krisnawati dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia juga menyampaikan pandangan sebagai Keynote Speaker dalam acara ini.
Konferensi Keberlanjutan ini mempublikasikan prosiding yang merangkum 35 gagasan baru mengenai isu-isu keberlanjutan. Tiga paper terbaik diberikan penghargaan atas kontribusinya, membahas topik-topik seperti praktik akuntansi hijau, laporan keberlanjutan, dan niat beli produk hijau.
Dalam menghadapi berbagai tantangan global yang kompleks, konferensi ini menjadi bukti nyata komitmen untuk mempromosikan keberlanjutan dan ketahanan bisnis sebagai fondasi menuju masa depan yang tangguh dan berkelanjutan. (din)