Oleh : Dr. Akhmad Muwafik Saleh, S.Sos. M.Si.*
Jangan remehkan dzikir, karena ia adalah sesuatu yang besar yang dapat merubah dan memperbaiki (ishlah) suatu kondisi. Mari coba kita perhatikan pada saat terjadi perang salib dan penaklukan kembali Al quds. Terdapat satu tokoh yang sangat fenomenal yaitu Salahuddin Al Ayyubi sebagai eksekutor dalam penaklukan Al quds dari tangan pasukan salib.
Tahukah Anda Siapakah Salahudin Al Ayyubi ? beliau adalah murid daripada Madrasah Al Islah Qodiriyah yang didirikan oleh Syaikhul Islam Abdul Qodir Al Jaelani. Salahuddin Al Ayyubi adalah anak didik dari Nuruddin zanki yang merupakan penguasa di Kesultanan zanki, damaskus, yang mendukung penuh dan membangun kerjasama strategis dengan gerakan Al Ishlah. Keduanya melanjutkan gerakan Ishlah (Madrasah Ishlah) yang dirintis oleh Al Imam Al Ghazali (meninggal di tahun 505 H), kemudian gerakan ini dilanjutkan oleh Syekh Abdul Qodir Al Jaelani. Telah maklum, bahwa kita mengenali mereka sebagai para tokoh tasawuf terkemuka yang memadukan antara pikir dan dzikir. Tidak dipungkiri bahwa salah satu aktivitas tasawuf ada pada kekuatan dzikir.
Dzikir yang selama ini dipersepsi sebagai sebuah amalan yang hanya sekedar memutar tasbih, Namun nyatanya telah mampu melakukan sebuah perubahan menuju perbaikan yang sangat signifikan di dalam masyarakat, sebagaimana terungkap dalam peristiwa penaklukan Al quds dari tangan pasukan salib.
Karena pada aktifitas dzikir, seseorang terus menyambungkan hatinya dengan Allah. Sehingga di saat hati telah terhubung dengan Allah, maka hal-hal luar biasa tentu akan terjadi pada diri seseorang, baik dalam menyelesaikan urusan dunianya maupun akhiratnya.
Karena itulah Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kepada kita orang-orang yang beriman untuk memperbanyak dzikir agar ada perbaikan dalam hidupnya. Allah berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا . وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةٗ وَأَصِيلًا
Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang. (Surat Al-Ahzab: 41-42)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kepada kita untuk banyak berdzikir dan Bertasbih setiap harinya siang dan malam karena dengan berzikir dia akan selalu tersambung dengan Allah. Ibarat lampu yang redup, apabila terus disambungkan dengan pusat energi, ia akan terus menyala dengan terang. Seseorang yang terus berdzikir, dia akan terus tersambung dengan Allah, dan tentu akan mendapatkan jalan Terang, kemudahan atas berbagai persoalan yang dihadapi. Demikianlah yang dijanjikan oleh Allah pada ayat selanjutnya :
هُوَ ٱلَّذِي يُصَلِّي عَلَيۡكُمۡ وَمَلَٰٓئِكَتُهُۥ لِيُخۡرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۚ وَكَانَ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَحِيمٗا
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), agar Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (Q.Surat Al-Ahzab: 43)
Demikianlah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyebutkan bahwa orang yang banyak berzikir kepada Allah akan mendapatkan keuntungan yang besar yaitu memperbaiki kondisi. Sebagaimana disebutkan di dalam sabdanya :
من عجز منكم عن الليل أن يكابده وبخل بالمال أن ينفقه وجبن عن العدو أن يجاهده فليكثر ذكر الله
Barangsiapa di antara kalian yang tidak dapat salat malam dan dirasa sangat memberatkan, kikir menginfakkan hartanya dan takut berjihad melawan musuh; hendaklah ia banyak-banyak berzikir (menyebut) nama Allah. (Diriwayatkan oleh ThabranI, Al-Bazzar, dan Al-Baihaqi).
Ternyata memang benar, dzikir bisa mendidik dan memperbaiki akhlaq (يهذب الاخلاق)، melunakkan watak ( يرقق الطباع)، dan memperbaiki kondisi (يصلح الحال). Orang yang banyak menghubungkan dirinya atau hatinya kepada Allah, maka Allah akan memperbaiki akhlak orang itu, melunakkan wataknya dan memperbaiki kondisi dirinya.
Termasuk pula seseorang yang sedang memiliki problematika hidup, luka hati yang tergores, maka apabila dia banyak berdzikir kepada Allah, in syaa Allah, Dia Allah akan menyelesaikan urusan dan menyembuhkannya.
Karena itulah dengan banyak berzikir kepada Allah, akan memberikan dampak besar bagi kehidupan manusia sebagaimana dalam firman Allah :
…. وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ
.. Dan (ketahuilah) mengingat Allah, itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Surat Al-Ankabut: 45]
Dampak besar itu berupa pencerahan, yang bermula dari tercerahkannya hati dan pikiran, yang bersumber dari hati yang selalu tentram, tenang dan damai . Sebagaimana dalam firmanNya :
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.( QS, Ar-Ra’d: 28)
Orang yang banyak berzikir kepada Allah, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan membukakan hijab, penghalang, tirai yang menutupi dirinya, pikiran dan hatinya. Yang mungkin pada awalnya mudah gelisah, galau, pikiran sumpek, merasa ada luka yang menyakitkan di hati, maka dengan berdzikir kepada Allah swt, akan menyingkapkan dinding penghalang itu. Aebagaimana dalam FirrmanNya :
وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَحُولُ بَيۡنَ ٱلۡمَرۡءِ وَقَلۡبِهِۦ وَأَنَّهُۥٓ إِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ
dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membuat hijab (dinding) antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.(Q.Surat Al-Anfal: 24)
Berdzikir meski hanya sekedar dilakukan dengan lisan (lidah), dzikir ternyata mampu memberikan pencerahan. Karena dengan berdzikir, sejatinya seseorang sedang memprovokasi alam bawah sadarnya, untuk mengaktifkan potensi terbesar dalam dirinya di dalam penyelesaian masalah. Karena dengan berdzikir, berarti seseorang mengulang-ulang sebuah kalimat afirmasi positif, yang dengannya akan membangun kemantapan hati dan menggerakkan tindakan, untuk mewujudkan solusi, seperti disebut dalam Hikmah :
وبالتكرير يحصل التقرير، وبالتقرير يحصل التنوير
Dengan mengulang-ulang sesuatu akan menghasilkan pembiasaan dan kemantapan, pengukuhan, dan dengan pengukuhan mantap akan menghasilkan pencerahan.
Tidaklah dilakukan lagi bahwa berpikir adalah sebaik-baik amalan yang mampu menaikkan derajat dan menjadikan Jalan solusi. Rasulullah bersabda :
ألا أنبئكم بخير أعمالكم، وأزكاها عند مليككم، وأرفعها في درجاتكم، وخير لكم من إنفاق الذهب والورق، وخير لكم من أن تلقوا عدوكم فتضرب أعناقهم ويضربوا أعناقكم؟)) قالوا: بلى. قال: ذكر الله تعالى
“Maukah kalian aku tunjukkan terhadap amalan kalian:
- yang paling terbaik,
- paling suci di sisi Raja kalian (Allah),
- paling mengangkat derajat kalian,
- yang lebih baik bagi kalian daripada infaq emas atau perak,
- lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh, lalu kalian memenggal leher mereka atau mereka memenggal leher kalian?”
Para shahabat menjawab, “Tentu mau (wahai Rasulullah).” Beliau bersabda: “Berdzikir kepada Allah ta’ala.” (HR. At-Tirmidzi)
Mengingat sangat pentingnya aktivitas dzikir ini, sehingga apabila seseorang ingin diselesaikan semua urusan persoalannya dan masalah hidupnya, serta ingin disembuhkan luka hatinya, maka Perbanyaklah berdzikir kepada Allah, tentulah Allah akan menyelesaikannya.
*) Dr. Akhmad Muwafik Saleh, S.Sos. M.Si., Dosen FISIP UB, Pengasuh Pesantren Mahasiswa Tanwir al Afkar