Kanal24, Malang – Dunia selancar ombak Indonesia kembali berduka. Atlet peselancar ombak asli Malang, Febriansyah, meninggal dunia akibat kecelakaan di Taiwan. Informasi ini disampaikan oleh Ketua Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Jawa Timur, Bawon Santoso, pada Rabu (15/11/2023) di Kantor PSOI Kota Malang.
Menurut keterangan Santoso, kecelakan tragis itu terjadi pada malam hari ketika Febriansyah mengendarai sepeda motor di Taiwan.
“Saat teman-teman tidur, mungkin cari makan, dia mengendarai sepeda motor dan terjadilah kecelakaan tersebut menabrak pohon dan meninggal,” ungkap Santoso.
Febriansyah berada di Taiwan bersama kontingen atlet Indonesia untuk mengikuti kompetisi selancar air QS 5000. Kecelakaan yang terjadi pada 10 November lalu itu menyisakan kesedihan mendalam di kalangan pecinta selancar ombak tanah air.
Sebelum meninggal, Febriansyah sempat bertemu dengan peselancar internasional, Rio Waida, dan bahkan bersaing sengit dengannya dalam ajang tersebut. Pertemuan ini meninggalkan kenangan terakhir yang tak terlupakan bagi kedua atlet.
Bawon Santoso menegaskan bahwa PSOI Jawa Timur sangat kehilangan atas kepergian Febriansyah.
“Dalam dunia selancar air, dia dikenal sebagai sosok baik, ramah, dan tegas. Dia konsisten apa yang diomongkan. Dia asli Karangploso,” ujar Santoso.
Febriansyah, lahir pada tahun 1999, terjun ke dunia selancar air sejak usia 11 tahun. Kiprahnya dalam dunia olahraga selancar air mencatat sejumlah prestasi gemilang. Dia meraih medali perak PON XX 2020 Papua tahun 2021 dan menempati peringkat satu di Liga Surfing Indonesia 2023 setelah mendapat poin tertinggi di Pantai Padma, Legian, Bali.
Atlet berbakat ini, baru-baru ini juga meraih Juara 1 Shortboard Putra Babak Kualifikasi PON XXI 2024 Aceh di Sumatera Utara. Namanya tengah melambung tinggi dengan penampilan di ajang internasional, bersaing di kejuaraan surfing di Filipina, Australia, dan Jepang.
Santoso memberikan gambaran tentang dedikasi Febriansyah dalam berlatih. Sehari-hari, dia melibatkan diri dalam latihan di darat selama 2 jam sebelum langsung berlatih di tengah ombak. Pelatihnya adalah peselancar kondang, Pepen Hendrik.
“Kami sangat berduka atas meninggalnya Febriansyah. Jawa Timur dan Kota Malang telah kehilangan atlet terbaiknya,” pungkas Santoso.
Kesedihan mendalam terasa di komunitas selancar ombak Indonesia, meratapi kehilangan salah satu bintangnya yang begitu bersinar. Febryansyah meninggalkan warisan prestasi gemilang dan kenangan indah dalam dunia selancar ombak.