Kanal24, Malang — Industri pembayaran digital Indonesia diproyeksikan mencatat lonjakan signifikan pada tahun 2025. Nilai transaksi digital nasional diperkirakan menembus US$ 538 miliar, tumbuh sekitar 27 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Proyeksi ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan perkembangan ekonomi digital tercepat di kawasan Asia Tenggara.
Lonjakan tersebut tidak hanya mencerminkan perubahan perilaku masyarakat dalam bertransaksi, tetapi juga menjadi sinyal kuat bahwa ekosistem ekonomi digital Indonesia memasuki fase percepatan. Kenaikan transaksi digital juga menunjukkan semakin luasnya penetrasi layanan teknologi keuangan di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pengguna individu, pelaku UMKM, hingga sektor korporasi.
Baca juga:
Industri Logistik Dukung Kebijakan Zero ODOL Nasional
QRIS Jadi Pendorong Pertumbuhan Pembayaran Digital
Salah satu faktor yang memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan transaksi digital adalah perluasan penggunaan sistem QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Sebagai standar nasional pembayaran berbasis QR, QRIS berhasil menyatukan berbagai sistem pembayaran agar kompatibel satu sama lain, sehingga memudahkan merchant maupun konsumen.

Adopsi QRIS yang masif oleh pelaku UMKM membuat pembayaran digital tidak lagi menjadi fasilitas eksklusif bagi toko besar atau platform e-commerce saja. Pedagang kaki lima, warung kelontong, hingga penjaja makanan di pinggir jalan kini telah mengandalkan QRIS sebagai metode transaksi utama. Peningkatan jumlah merchant pengguna QRIS yang mencapai jutaan unit menjadi bukti nyata bahwa standar pembayaran ini telah menjadi fondasi transformasi ekonomi digital.
Selain itu, perluasan penggunaan QRIS antarnegara juga mulai dilakukan secara bertahap. Integrasi pembayaran lintas negara ini diharapkan memberi kemudahan bagi wisatawan dan pelaku usaha yang bertransaksi di kawasan Asia Tenggara.
Pertumbuhan Tidak Hanya dari E-Commerce
Peningkatan nilai transaksi digital Indonesia tidak semata-mata berasal dari aktivitas belanja daring. Ekosistem keuangan digital kini berkembang lebih komprehensif. Beberapa sektor yang mengalami lonjakan di antaranya:
- Pembayaran digital (Digital Payment)
Menjadi penyumbang terbesar dalam ekosistem, transaksi pembayaran digital meningkat seiring adopsi e-wallet, mobile banking, dan QRIS yang merata di berbagai sektor. - Layanan pinjaman digital (Digital Lending)
Layanan pinjaman berbasis aplikasi diperkirakan mencapai nilai saldo sekitar US$ 13 miliar pada 2025. Angka ini naik hampir 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap solusi kredit cepat berbasis digital. - Investasi digital dan asuransi online
Platform investasi dan asuransi berbasis digital juga berkembang pesat, masing-masing tumbuh di kisaran 18–25 persen. Kehadiran aplikasi investasi kecil berpangkal pada meningkatnya literasi keuangan masyarakat, terutama generasi muda.
Pertumbuhan yang merata ini menandakan bahwa digitalisasi keuangan Indonesia tidak lagi terpusat pada satu sektor, melainkan menyebar ke berbagai layanan finansial.
Meningkatnya transaksi digital secara langsung mendukung inklusi keuangan nasional, karena masyarakat yang sebelumnya bergantung pada transaksi tunai kini memiliki akses ke layanan keuangan digital yang lebih aman, cepat, dan transparan. Transformasi ini tidak hanya memberikan kemudahan bagi individu, tetapi juga memperluas kesempatan partisipasi finansial di berbagai lapisan masyarakat.
Bagi pelaku UMKM, penggunaan pembayaran digital turut memberikan dampak positif yang signifikan. Transaksi yang tercatat otomatis mempermudah pengelolaan keuangan, membuka peluang memperoleh akses permodalan, serta memperluas jangkauan pasar. Digitalisasi ini membantu UMKM bersaing lebih baik dan meningkatkan efisiensi operasional di era ekonomi digital.
Meski demikian, sejumlah tantangan masih harus dihadapi untuk menjaga pertumbuhan yang inklusif. Infrastruktur internet yang belum merata, literasi digital dan literasi keuangan yang masih perlu ditingkatkan, risiko penipuan online yang kian meningkat, serta isu perlindungan data pribadi menjadi perhatian utama. Karena itu, pemerintah dan regulator perlu memastikan bahwa inovasi digital berjalan seiring dengan keamanan sistem dan tata kelola data yang baik agar perkembangan ekosistem keuangan digital tidak menimbulkan risiko baru.
Melihat perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir, para analis memperkirakan nilai transaksi digital Indonesia dapat mencapai level yang jauh lebih tinggi menjelang tahun 2030. Pertumbuhan ini didorong oleh semakin kuatnya fondasi ekosistem ekonomi digital nasional, peningkatan jumlah pengguna layanan keuangan berbasis teknologi, serta meluasnya adaptasi masyarakat terhadap transaksi non-tunai. Digitalisasi yang kian merata juga memungkinkan berbagai sektor untuk bertransformasi dan beralih ke sistem pembayaran modern yang lebih efisien.
Bagaimana Ke depannya
Ke depan, peluang besar terbuka untuk memperkuat ekosistem pembayaran lintas negara, mengembangkan layanan keuangan terintegrasi yang mencakup dompet digital, kredit, investasi, hingga asuransi, serta memperluas digitalisasi transaksi di sektor-sektor tradisional seperti pertanian dan maritim. Selain itu, potensi ekonomi digital Indonesia yang terus meningkat diperkirakan akan menarik lebih banyak investor global, sehingga memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan utama dalam ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.
Dengan dukungan regulasi yang tepat dan percepatan pembangunan infrastruktur, Indonesia diprediksi dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara.
Perkiraan transaksi digital Indonesia yang mencapai US$ 538 miliar pada 2025 menunjukkan bahwa transformasi digital semakin matang dan inklusif. QRIS tetap menjadi motor utama pertumbuhan, didukung oleh diversifikasi layanan keuangan digital yang semakin luas.
Meski tantangan terkait literasi, keamanan, dan infrastruktur masih perlu ditangani secara serius, peluang ekonomi digital Indonesia tetap terbuka lebar. Jika ekosistem ini terus dikembangkan secara seimbang, Indonesia berpotensi menjadi salah satu kekuatan digital terbesar di kawasan dalam beberapa tahun mendatang. (nid)









