Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya berkolaborasi dengan British Council mengadakan workshop pada Hari Kesadaran Aksesibilitas Global, berfokus pada Kesetaraan Gender dan Disabilitas/Inklusi Sosial atau Gender Equality and Disability/Social Inclusion (GEDSI). Workshop ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi implementasi dan inisiatif yang dapat menciptakan lingkungan akademis yang lebih inklusif dan adil.
Acara yang digelar secara hybrid di lantai 6 Gedung Rektorat UB dan platform zoom pada Kamis (16/05/2024) menjadi tempat bagi para peserta untuk mendapatkan wawasan mendalam mengenai pentingnya GEDSI di dunia akademis, serta praktik terbaik yang bisa diadopsi oleh institusi pendidikan lainnya.

Sesi interaktif dalam workshop ini mengajak peserta untuk berdiskusi tentang tantangan dan peluang dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip GEDSI. Salah satu sesi yang disoroti dalam acara ini adalah studi kasus yang menampilkan penerapan praktis GEDSI di UB. Studi kasus ini memberikan pembelajaran berharga serta strategi yang dapat ditindaklanjuti oleh institusi pendidikan lain yang memiliki tujuan serupa.
Henny Rosalinda, SIP., MA., Ph.D, Kepala Bidang Engagement International Academy Affair Universitas Brawijaya, menyatakan, “kegiatan kali ini merupakan salah satu contoh bagaimana UB sangat pesat dalam melakukan kerjasama dengan berbagai mitra luar negeri. Kali ini, kita bekerja sama dengan British Council, sebuah lembaga dari pemerintah Inggris yang fokus pada pendanaan dan pelatihan.”
“Workshop ini mempercayakan UB untuk mengadakan kegiatan bagi para penerima hibah dari British Council. Malang dipilih sebagai lokasi karena UB dipandang cukup maju, terutama dalam hal inklusivitas baik gender maupun disabilitas. Ini menunjukkan bahwa kegiatan inklusivitas memang menjadi fokus utama dan UB dianggap sebagai salah satu yang terdepan dalam mempromosikan inklusivitas.”
Lebih lanjut, Henny menambahkan, “Kerjasama internasional kita semakin maju, dan UB kini dianggap sebagai mitra yang mampu menyukseskan kegiatan ini. Kami sangat erat bekerja sama dengan British Council dan beberapa kali mengadakan kegiatan bersama. UB sudah seperti rumah kedua bagi kami.”
Workshop ini tidak hanya menjadi platform untuk berbagi ilmu dan pengalaman, tetapi juga mendorong peningkatan kerja sama internasional dalam memajukan inklusivitas di pendidikan tinggi. Dengan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak, diharapkan inisiatif ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan adil bagi semua. (nid/lun)