Kanal24, Malang – Dalam gelombang perubahan teknologi yang semakin masif, penerapan kecerdasan buatan (AI) menjadi keniscayaan bagi perguruan tinggi yang ingin tetap relevan di era digital. Universitas Brawijaya (UB) dengan tegas menjawab tantangan ini melalui inovasi berbasis AI yang dipresentasikan dalam International Symposium of 12 Countries, 12 Universities, di Nanjing University of Posts and Telecommunications (NJUPT), Tiongkok (11/4/2025).
Forum yang mempertemukan pimpinan universitas dari 12 negara tersebut menjadi ajang berbagi strategi implementasi AI dalam pendidikan tinggi. Dalam sesi bertema “Artificial Intelligence on Empowering Higher Education Cooperation”, Rektor UB, Prof. Widodo, S.Si., M.Sc., Ph.D.Med.Sc., menyampaikan langkah-langkah konkret yang telah diambil UB untuk mengintegrasikan AI di berbagai aspek kampus.
Empat Pilar AI Universitas Brawijaya
Prof. Widodo menjelaskan bahwa UB telah membangun ekosistem berbasis AI melalui empat pilar utama. Pertama, kurikulum berbasis AI yang memastikan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu memiliki pemahaman dan kemampuan dalam menggunakan teknologi ini untuk pembelajaran, riset, dan inovasi. Kedua, penggunaan AI dalam sistem akademik untuk menganalisis capaian pembelajaran, mengidentifikasi potensi mahasiswa, dan memantau kondisi akademik secara real-time.
Selain itu, UB juga mengembangkan lingkungan riset berbasis AI dengan mendirikan AI Centre dan memanfaatkan superkomputer untuk mempercepat riset multidisiplin dan mendukung pengambilan keputusan berbasis data. Pilar keempat adalah penguatan kerja sama internasional berbasis AI, termasuk pertukaran staf pengajar, kolaborasi riset, dan pengembangan ekosistem pembelajaran digital lintas negara.
“AI bukan hanya alat teknologi, tetapi katalisator kolaborasi dan masa depan pendidikan tinggi,” tegas Prof. Widodo dalam paparannya.

Membangun Jejak Global UB
Sesi diskusi ini dihadiri oleh pimpinan universitas dari berbagai negara, termasuk Tiongkok, Thailand, Filipina, Belarus, Kazakhstan, India, Rusia, Malaysia, Nepal, Uzbekistan, dan Prancis. Kepala UPT Reputasi UB, Hendrix Yulis Setyawan, S.TP., M.Si., Ph.D., menyebutkan bahwa forum ini adalah momentum strategis bagi UB untuk memperluas jejaring internasional dan menunjukkan komitmen institusi dalam memimpin transformasi pendidikan berbasis digital.
“Komitmen UB dalam integrasi AI mencerminkan kesiapan institusi merespons tantangan transformasi digital sekaligus memperkuat jejaring riset internasional,” ujar Hendrix.
Dengan inovasi yang dipaparkan dalam forum ini, UB semakin menegaskan perannya sebagai kampus AI yang tidak hanya adaptif terhadap perubahan, tetapi juga menjadi katalisator dalam membangun masa depan pendidikan tinggi yang berorientasi global.(din)