Kanal24, Malang – Subdirektorat Pengembangan Pendidikan Inklusi (SP21) Direktorat Inovasi dan Pengembangan Pendidikan (DIPP) Universitas Brawijaya menyelenggarakan workshop daring bertema Universal Design for Learning (UDL) dengan kekhasan Indonesia. Kegiatan ini dirancang untuk membekali tenaga pendidik dengan prinsip-prinsip pembelajaran inklusif yang relevan dengan konteks lokal. Selasa (3/12/2024).
Hadir sebagai narasumber utama, Assoc. Prof. Dr. Mastura Badzis dari Department of Educational Psychology & Counselling, College of Education (KOED), International Islamic University Malaysia. Dalam paparannya, ia membahas prinsip Universal Design for Learning dari perspektif psikologi pendidikan, memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana desain pembelajaran dapat memastikan akses pendidikan yang adil bagi semua individu.
Dalam penjelasannya, Prof. Mastura menjelaskan bahwa Universal Design for Learning adalah sebuah pendekatan yang dirancang untuk memberikan kesempatan yang setara bagi semua peserta didik, terlepas dari latar belakang, kemampuan, maupun kebutuhan individu. “Universal Design for Learning dirancang untuk memajukan pendidikan inklusif,” ujarnya.
Pendekatan ini, lanjutnya, berangkat dari kesadaran bahwa setiap individu memiliki keistimewaan dan kebutuhannya masing-masing. Hal ini mencakup perbedaan dalam rentang perhatian (attention span), minat, budaya, serta bahasa, terutama dalam konteks kelas internasional.
“Sebagai pendidik, kita harus memahami bahwa pembelajaran tidak hanya soal mengingat, tetapi tentang pemahaman,” tegas Prof. Mastura. Ia menekankan pentingnya prinsip “teaching for understanding” bagi para guru agar mampu menjangkau setiap individu di kelas.
Dalam konteks pembelajaran inklusif, empati menjadi elemen kunci. Prof. Mastura memberikan contoh bagaimana pentingnya memahami perspektif peserta didik dengan kebutuhan khusus, seperti siswa dengan autisme. “Sebagai guru, kita harus memiliki empati untuk merasakan apa yang mereka rasakan. Cobalah untuk memahami mereka dari perspektif kognitif,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa modal empati dan kemampuan untuk memahami karakteristik individu dapat mempermudah penerapan UDL di ruang kelas. Dengan demikian, pendidikan yang lebih inklusif dan holistik dapat tercapai.
Workshop ini menjadi langkah penting dalam mendukung pengembangan pendidikan inklusif di Indonesia.Tenaga pendidik diajak untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip ini dalam metode pengajaran mereka, menjadikan kelas sebagai ruang yang inklusif dan merangkul keberagaman. (fan)