KANAL24, Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pekan awal Februari, Senin-Jumat (1-5/2) diprediksi akan melemah. Lambatnya program vaksinasi Covid-19 yang berlangsung di berbagai belahan dunia menjadi sentimen negatif.
Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, mengatakan bahwa, program vaksinasi Covid-19 di AS dan Eropa ternyata tidak secepat yang diharapkan. Selain itu, vaksinasi juga belum secara efektif bisa mengurangi tingkat penyebaran virus corona di dunia.
“Kenyataan ini menjadi sentimen negatif yang membayangi IHSG pada pekan depan. Kemungkinan akan support IHSG di level 5,825 sampai 5,734 dan resistance di level 5,900 sampai 6,068 ,” kata Hans , Sabtu (30/1/2021).
Faktor lain yang juga membebani adalah aksi perkembangan dari Johnson & Johnson yang mengatakan pada Jumat (29/1), bahwa satu dosis vaksin Covid-19 buatan mereka, yang dinamai vaksin Janssen, 72% efektif dalam mencegah Covid-19 di Amerika Serikat, tetapi 66% efektif dalam uji klinis global yang dilakukan di tiga benua dan terhadap berbagai varian baru Covid-19.
Dalam uji coba terhadap hampir 44.000 sukarelawan, tingkat perlindungan terhadap Covid-19 sedang dan parah adalah 66% di Amerika Latin dan hanya 57% di Afrika Selatan, di mana varian baru Covid-19 yang sangat mengkhawatirkan beredar, menurut sumber yang dikutip dari Reuters, Jumat kemarin.
Hasil tersebut lebih rendah dibandingkan dengan dua vaksin corona dari Pfizer/BioNTech SE dan Moderna, yang sekitar 95% efektif dalam mencegah gejala penyakit dalam uji klinis yang diberikan dalam dua dosis.
“Efektivitas yang lebih rendah ini menjadi sentimen negatif bagi pelaku pasar, tentunya,” tutup Hans.(sdk)