KANAL24, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan ini diprediksi mengalami pelemahan akibat pandemi Covid-19. Munculnya varian baru Lambda dan masih mengganasnya varian Delta menjadi faktor penghambat laju IHSG.
“IHSG berpeluang konsolidasi melemah setelah sistem memberikan sinyal jual dengan support di level 6.022-5.969 dan resistance di level 6.080-6.130,” kata Direktur Equator Swarna Investama, Hans Kwee, Senin (12/7/2021).
Hans menyebut ancaman varian baru virus korona masih menjadi momok bagi pelaku pasar. Sejak dunia mengalami pandemi Covid-19 dari 18 bulan lalu, berbagai varian baru virus korona bermunculan, mulai dari varian Alfa, Delta, Kappa dan terbaru Lambda.
“Kini muncul varian baru Lambda yang kabarnya bisa merusak antibodi seseorang. Ada kekhawatiran vaksin yang ada sekarang tidak efektif,” ujar Hans.
Berdasarkan laporan WHO pada 15 Juni, varian Lambda terdeteksi di 29 negara, meski kehadirannya lebih kuat di Amerika Selatan. WHO mencatat pihak berwenang Peru melaporkan 81% kasus Covid-19 sejak April 2021 dikaitkan dengan varian Lambda.
Selain itu, lonjakan Covid-19 varian Delta masih mengancam Asia. Kondisi ini juga terjadi di Tanah Air. Bahkan Hans memprediksi kebijakan PPKM Darurat mungkin tidak akan selesai pada 20 Juli 2021. “Mungkin akan diperpanjang setidaknya sampai awal Agustus 2021. Sebab penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia belum ada tanda-tanda melandai meski sudah PPKM Darurat,” ujar Hans.
IHSG pada Jumat (9/7) akhirnya ditutup di level 6.039,84, atau menguat 0,28% dibandingkan pekan sebelumnya, yakni 6.023,01.
Penguatan tersebut lebih besar dibandingkan minggu sebelumnya. Pada Jumat (2/7), IHSG ditutup menguat 0,01% dibandingkan pekan sebelumnya di level 6.022,40. (sdk)