KANAL24, Jakarta – Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) bertekad menjaga inflasi di tahun 2022 agar tetap berada di kisaran target 3 persen plus minus 1 persen. Target ini ditentukan demi menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk pengendalian inflasi.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menjelaskan strategi pemerintah dan BI untuk mengendalikan inflasi di antaranya adalah dengan memperkuat koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional.
Kemudian memitigasi dampak upside risks, antara lain dampak normalisasi kebijakan likuiditas global dan peningkatan harga komoditas dunia terhadap inflasi dan daya beli masyarakat.
“(Lalu) menjaga inflasi kelompok bahan pangan bergejolak (volatile food) dalam kisaran 3 – 5 persen. Upaya tersebut dilakukan dengan menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional ( HBKN ),” ucap Erwin, Senin (14/3/2022).
Kemudian BI dan pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan digitalisasi pertanian sisi hulu-hilir. Selanjutnya memperkuat sinergi komunikasi kebijakan untuk mendukung pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat. Kemudian memperkuat koordinasi pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi.
Dijalaskan, pada 2021 inflasi IHK (indeks harga konsumen) tetap rendah sebesar 1,87 persen (yoy) berada di bawah kisaran sasaran. Inflasi yang rendah tersebut dipengaruhi oleh permintaan domestik yang belum kuat sebagai dampak pandemi Covid-19, nilai tukar yang stabil dan ekspektasi inflasi yang terjaga. Selain itu ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi bahan pangan.
“Pemerintah dan BI baik di tingkat pusat maupun daerah, berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi agar inflasi IHK tetap terjaga sesuai kisaran sasarannya,” pungkasnya.(sdk)