KANAL24, Malang – PVMBG menyebut bencana yang terjadi pada Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021) kemarin bukanlah erupsi melainkan awan panas guguran (APG). Lantas, apa perbedaan antara erupsi dan awan panas guguran ? Simak penuturan dari Ketua Pusat Studi Kebumian dan Kebencanaan Universitas Brawijaya, Prof. Adi Susilo kepada kanal24.co.id, Jumat (10/12/2021).
Adi menuturkan, erupsi merupakan aktivitas magma di dalam perut bumi didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Misalkan pagi hari terjadi kepulan asap, ini dinamakan erupsi. Erupsi membawa awan yang membawa material-material pasir yang tertumpuk di sekeliling kawah ke atas dengan ketinggai 300-500 meter. Sementara guguran awan panas merupakan peristiwa ketika suspensi dari material gunung berupa batu, kerikil, abu, pasir dalam suatu massa gas vulkanik panas keluar dari gunung berapi.
“Awan panas guguran diawali dengan gempat tipe A atau tremor yang sudah mendekati permukaan membawa material yang labih banyak, menggetarkan dinding saluran magma sehingga terpantau seismograf. Awan ini keluar memuntahkan material yang bervolume besar dengan panas yang bisa mencapai 600-700 derajat celcius,” jelasnya.
Lanjutnya, gunung Semeru tiap harinya bisa sampai 50 kali erupsi, namun ini tidak terlalu berbahaya. Kondisi menjadi bahaya ketika awan panas yang mengandung banyak material mulai dari, abu, batu, kerikil, pasir keluar disertaih dengan lahar yang juga dimuntahkan baik lahar panas maupun lahar dingin hasil dari pemasakan yang terjadi di dapur magma. (Meg)