Oleh : Rafi Faishal Akbar
Indonesia telah terpilih untuk memegang presidensi dari Group of 20 (G20) Summit. Konferensi Tingkat Tinggi ini akan diadakan pada 15-16 November di Bali. Indonesia akan mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger” yang menggambarkan pemulihan negara-negara di dunia dari pandemi yang telah melanda sejak awal 2020. Untuk mengetahui mengapa konferensi ini diadakan dan apa manfaatnya bagi Indonesia kita perlu mengetahui sejarah dari G20 itu sendiri.
G20 diciptakan akibat beberapa krisis ekonomi yang melanda dunia di akhir abad 20. Negara-negara G7 merasa bahwa negara-negara berkembang perlu berpartisipasi dalam menjaga ekonomi sehingga tercipta kestabilan ekonomi. Maka dari itu, terciptalah Group of 20 yang beranggotakan negara G7 itu sendiri serta 13 negara dengan ekonomi yang berkembang. G20 pertama kali mengadakan pertemuan pada 2008 akibat krisis finansial yang melanda saat itu. Kala itu, G20 hanya dihadiri oleh menteri-menteri keuangan dan gubernur bank sentral saja, namun karena dirasa negara berkembang kurang diikutsertakan maka para kepala negara juga diundang untuk menghadiri konferensi. Anggota dari G20 terdiri dari, Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Cina, Uni Eropa, Prancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat. Kemudian ada juga negara yang bukan anggota dan organisasi internasional yang tiap tahunnya diundang seperti Spanyol dan PBB. Dengan berjalannya waktu, fokus G20 telah melampaui ekonomi dunia (finance track) dan mulai membicarakan kesehatan, lingkungan hidup, antikorupsi (sherpa track)
Dengan tema di atas, Presiden Jokowi menyampaikan tiga topik dari G20 tahun ini, yaitu Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Ekonomi Digital, dan Transisi Energi. Diharapkan dengan konferensi ini Indonesia mampu menegosiasikan kesepakatan di bidang perdagangan dan investasi. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga menambahkan harapan dengan diadakannya pertemuan ini secara langsung akan ada peningkatan konsumsi domestik, pelibatan UMKM, dan pertambahan PDB.
Penulis adalah Mahasiswa Hubungan Internasional UB