KANAL24, Malang – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Brawijaya Semeru untuk sektor pemulihan ekonomi yang digawangi Putu Mahardika dengan cluster yang bertema economic environment.
Economic environment maupun pemulihan ekonomi sebenarnya memiliki nama yang sama, tapi menurut penanggulangan bencana lebih tepat menggunakan economic recovery. Tim sudah mencoba untuk membangun dan mengkonstruksi beberapa hal terkait dengan penguatan sektor ekonomi produktif.
Kegiatan dari cluster economic recovery secara normatif untuk manajemen penanggulangan bencana, tim mengenal 3 langkah setelah tim memiliki disaster.
Langkah pertama, assessment untuk lost dan limitnya, secara teori yaitu assessment for the myth in love. Kegiatan yang perlu dilakukan di awal dan tes masuk ke dalam salah satu perencanaan aktivitas tim untuk melakukan semacam mapping, penilaian sebesar apa efek dari bencana Semeru ini ke masyarakat yang terdampak. Wilayah yang diambil tim adalah kecamatan Pronojiwo di desa Supit Urang.
“Kami telah melakukan beberapa pemetaan di situ (Kecamatan Pronojiwo), maka ada yang kita sebut itu sebagai assessment yang kedua terkait recovery process,” kata Putu Mahardika melalui zoom, Jum’at (4/3/2022).
Assessment kedua, post disaster need assessment ini terdiri dari 3 rangkaian. Yang pertama, disebut oli recovery assessment. Jadi, pada saat bencana dalam kasus ini erupsi Semeru terjadi, maka yang dipertimbangkan adalah bagaimana dampak dari erupsi Semeru ke konteks humanitarian atau kemanusiaannya. Tim tidak akan bisa bekerja sendiri karena tim harus bekerja dengan cluster atau topik-topik lainnya yang dikelola oleh tim lain. Seperti di kesehatan, pemetaan kebencanaan, dan seterusnya. Sehingga, tim mengetahui kira-kira apa yang nantinya menjadi perkara yang perlu diperhatikan terlebih dahulu.
Pada cluster recovery ini adalah terkait dengan bagaimana assessment terhadap kebutuhan atau priority dari awal tim sudah lakukan, jadi hal ini bisa berdampak di fisiknya, lalu juga ada di ekonominya itu arahnya ke fisiknya, seperti masalah-masalah infrastruktur fisik. Kemudian untuk luasnya, ke masalah ekonomi potensialnya. Tim bersama peserta MBKM di tim ekonomi untuk membuat semacam rancangan pemetaan kebutuhan apa yang kira-kira bisa tim support begitu terkait dengan terutama sektor ekonomi produktif yang bisa, dalam memperbaiki masyarakat memiliki kualitas ekonomi dan kualitas dalam pengembangan kehidupan sehari-hari mereka.
Teori terakhir post disaster assessment di bagian kedua disebut sebagai disaster risk assessment. Jadi, tim membicarakan tentang kebencanaan itu sendiri dan itu ada di luar dari area tim, ada di cluster lain yaitu cluster yang dikoordinatori oleh Pak Sukir terkait dengan bagaimana penilaian terhadap kebutuhan akan risiko bencana.
Tim fokus di yang kedua, yaitu potential economic loss yang tim coba tidak hanya petakan tapi juga tim coba jawab. Setelah tim mengetahui potensi-potensi ekonomi apa yang hilang, jika dibandingkan dengan kondisi sebelum bencana, maka harapan tim, tim bisa turun dan kemudian datang memberikan support dengan prioritas intervensi yang tepat.(nid)