KANAL24, Malang – Mahasiswa gelombang 2 MBKM Semeru Universitas Brawijaya yang akan bergerak ke Lumajang akan bertindak sebagai tim yang mmebantu rehabilitasi dan pemulihan dalam segala aspek, baik itu fisik, psikologi maupun kesehatan masyarakat korban erupsi gunung Semeru.
Menurut Prof. Sunaryo dalam materi pembekalan kepada mereka menyebut mahasiswa tersebut juga akan berfungsi sebagai salah satu langkah dari pra bencana. Mereka akan memberikan edukasi kepada masyarakat sekaligus mengupdate bagaimana keadaan di sana.
Dalam menjalankan tugasnya, mereka akan terbagi menjadi beberapa kelompok. Pembagian kelompok ini dilakukan secara acak agar dalam 1 kelompok terdapat mahasiswa dari berbagai jurusan. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat saling membantu, bertukar pendapat dan pikirannya dari segala aspek.
“Yang dari peternakan, perikanan, bidang-bidang lain, yang mungkin belom banyak tau informasi tentang permukaan. Maka bisa bersinergi dengan teman-teman yang berasal dari geofisika,” ungkapnya, (24/2/2022).
Setiap kelompok tersebut akan menangani 1 desa. Selanjutnya, mereka mendiskusikan bersama dengan masyarakat serta pamong setempat mengenai status desa tersebut, apakah masih dalam kategori pratama, madya atau sudah masuk dalam tingkat utama.
Setelah itu mahasiswa akan diminta untuk menganalisis apa yang sedang terjadi dalam bagian bawah tanah daerah Semeru, rekayasa sosialnya, solusi dari early warning system yang ada, hingga tanggapan mengenai antisipasi preventifnya.
Para mahasiswa tersebut dituntut untuk dapat mengubah suatu bencana menjadi tindak preventif dan tidak lagi menggunakan tindak reaktif. Menurut Sunaryo, di masa kini tindakan reaktif sudah tidak lagi berguna, karena cara tersebut terlalu menelan biaya yang cukup besar.
Melalui tindakan ini, masyarakat dapat melakukan pencegahan atau pengurangan agar di masa mendatang kejadian tersebut sebisa mungkin tidak terjadi lagi. Seperti misalnya jembatan roboh, jalan yang rusak, hingga rumah yang sudah tidak dapat dipergunakan kembali.
Sunaryo kembali menegaskan bahwa para mahasiswa MBKM Semeru Universitas Brawijaya jangan sampai kembali dalam keadaan yang tidak memberikan manfaat dan pengaruh positif bagi masyarakat setempat.
Melalui mahasiswa tersebut, diharapkan masyarakat tersebut dapat lebih teredukasi sehingga kedepannya mereka tidak mengalami musibah yang lebih parah.
“Kata kunci disini mengarah kepada preventif ya. Jadi yang dulu reaktif, yg dulu tanggap darurat, itu itu digeser ke preventif,” pungkas Sunaryo. (wen)