Kanal24 – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghimbau semua pihak untuk mendorong pengembangan “food estate” dan pekarangan pangan lestari untuk menjaga ketahanan pangan.
Gubernur menjelaskan, food estate atau lumpbung pangan merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terpadu yang melibatkan pertanian, perkebunan, dan peternakan di wilayah tersebut.
“Untuk menjaga ketahanan pangan, penting melibatkan banyak pemangku kebijakan dari hulu hingga hilir. Mulai dari sarana prasarana, alat dan mesin pertanian, petani atau gabungan kelompok tani, penjamin komoditas hasil tani (offtaker), hingga industri modern,” jelasnya dalam pelantikan PC Muslimat NU Kota Kediri di Pondok Pesantren Al Amin, Ngasinan, Kelurahan Rejomulyo, Kota Kediri (16/10/2022).
Menurutnya, pengembangan ini penting sebab sektor pangan merupakan salah satu dari tiga ancaman krisis global.
“Kita harus bersiap menghadapi ancaman tiga krisis akibat dampak pandemi dan perang Rusia-Ukraina,” katanya.
Ia mengatakan, pengembangan lumbung pangan tersebut tentunya akan sejalan dengan semangat Hari Pangan Sedunia yang mengusung tema “Leave no one behind; better production, better nutrient, better environment and better life”.
“Di Gresik bisa dijadikan contoh oleh daerah lain untuk memulai pengembangan food estate. Karena tiap daerah punya keunggulan pangan masing-masing, saya rasa food estate akan memperkuat ketahanan pangan nasional terkhusus juga di Jatim,” tuturnya.
Ia menjelaskan, saat ini, food estate mangga di Gresik telah tersebat di beberapa wilayah kecamatan. Melalui pengelolaan PT Galasari Gunung Sejahtera, food estate ini mengembangkan mangga varietas malaba, gadung-21, arum manis dan garifta.
Gubernur Khofifah juga secara khusus meminta pemerintah kabupaten/kota untuk menyadari potensi besar pangan daerah untuk diikutsertakan dalam program food estate.
“Ada manggis di Banyuwangi yang bisa dikembangkan. Jejaring Banyuwangi juga luar biasa di sektor pangan. Jadi kalau misalnya ada food estate manggis di sini sangat bagus,” katanya.
Ia menambahkan pengembangan food estate tersebut selaras dengan apa yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo bahwa dunia harus bersiap menghadapi konsekuensi pandemi dan perang Rusia-Ukraina.
“Oleh karenanya, saya optimistis bahwa pengembangan lumbung pangan akan meningkatkan ketahanan pangan di Jatim,” kata Gubernur.
Gubernur Khofifah juga mengungkapkan produksi padi Jatim merupakan yang tertinggi secara nasional, disusul dengan kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) di Jatim.
“Dengan meningkatnya NTP, saya yakin bahwa kesejahteraan petani di pedesaan juga meningkat pula. Terima kasih para petani se-Jatim atas peran besarnya,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur per 1 September 2022, diketahui bahwa NTP Jatim pada bulan Agustus 2022 naik sebesar 0,66% dari bulan sebelumnya menjadi 103,33. Sementara perkembangan NTP bulan Agustus 2022 (year- on-year) juga mengalami kenaikan sebesar 3,27% yaitu dari 100,06 menjadi 103,33.
Jatim juga merupakan salah satu provinsi Lumbung Pangan Nasional. Hal ini terlihat pada sektor pertanian. Pada tahun 2020 dan 2021, Provinsi Jatim menghasilkan beras paling banyak secara nasional dengan 9,94 juta ton gabah kering giling (DKG).
Selain itu, Jatim adalah kontributor pertama negara pada sektor komoditas jagung, cabai rawit, bawang merah, mangga, pisang, dan mawar.
Tidak hanya itu, Jawa Timur juga menyokong komoditas lain meliputi sapi potong, sapi perah, ayam petelur, daging, telur, susu, gula kristal tebu, tembakau dan garam yang juga merupakan nomor satu nasional. Jatim juga merupakan eksportir tertinggi nasional untuk komoditas perikanan meliputi ikan tuna, cakalang, tongkol dan udang.
“Semoga dengan kerjasama dan dukungan berbagai pihak strategis ketahanan pangan bisa terus tingkatkan untuk mencapai ketahanan pangan yang berdaulat,” tuturnya.