Kanal24, Malang – Institut Français Indonesia (IFI) mengumumkan kesediaannya untuk menghubungkan pimpinan Universitas Brawijaya (UB) dengan beberapa perguruan tinggi dan pusat riset di Prancis, dengan tujuan memperluas kerja sama di berbagai bidang.
“Universitas Brawijaya sebagai universitas besar di Indonesia, bisa bekerja sama dalam hal pertukaran mahasiswa dan pertukaran dosen dalam pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi, meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Direktur IFI Sandra Vivier saat melakukan kunjungan balasan ke Kampus UB di Malang, Jawa Timur (22/2/2023).
Direktur IFI Sandra Vivier, berdiskusi dengan Wakil Dekan II FISIP UB, Imron Rozuli (Redy/SDGs Center FISIP UB)
IFI melakukan kunjungan balasan ke SDGs Center UB untuk melanjutkan pengembangan kerja sama dalam program percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“Kita bisa mengembangkan kerja sama untuk program-program percepatan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan, antara IFI dengan SDGs Center UB dan beberapa lembaga donor internasional,” katanya.
Sandra menunjukkan bahwa SDGs Center UB dapat bermitra dengan The Agence Francais de Developpement (AFD) dalam mempercepat capaian 17 tujuan SDGs. AFD telah menjalin kemitraan dengan banyak negara, termasuk kerja sama antara Prancis dan Vietnam.
Sandra menjelaskan bahwa terkait kerja sama antara Prancis dan Indonesia, dalam pertemuan G-20 antara Presiden Macron dan Presiden Jokowi, pemerintah Prancis menyediakan bantuan senilai 250 juta Euro. Bantuan tersebut antara lain ditujukan untuk mendukung percepatan program SDGs di desa dan pengembangan wisata warisan nasional (national heritage tourism).
Sandra menjelaskan bahwa sebagai lembaga yang berkomitmen untuk mempercepat pencapaian 17 tujuan SDGs, AFD berfokus pada beberapa program, termasuk isu perubahan iklim, perdamaian, pendidikan, pembangunan desa, kesehatan, dan pemerintahan. AFD telah mengimplementasikan lebih dari 4.000 proyek yang tersebar di 115 negara.
“Ini sebagai bentuk komitmen masyarakat Prancis untuk ikut menyukseskan program SDGs, seperti percepatan pembangunan desa,” katanya.
AFD memprioritaskan empat isu besar, yaitu efisiensi dan energi terbarukan (promoting renewable energy and energy efficiency), pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan (sustainable management of natural resources), peningkatan pelayanan publik di kota (improving urban public services), dan meningkatkan konektivitas kelautan (enhancing maritime connectivity).
“Pada prinsipnya, kami sangat senang bisa bekerja sama dengan IFI,” ujar Wakil Dekan II FISIP UB, Dr Imron Rozuli.
Muzakki, Koordinator SDGs UB, menyatakan bahwa kerja sama dengan IFI didorong oleh semangat INACOL (Innovation, Acceleration, and Collaboration) yang sesuai dengan visi dan misi SDGs Center UB. Semangat tersebut bertujuan untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama di wilayah pedesaan Indonesia.
Selain Sandra, turut hadir juga Wakil Dekan II FISIP UB, Dr. Ahmad Imron Rozuli, MSi, Koordinator SGDs UB, Dr. Muhammad Muzakki, MSi, Sekretaris Dr. Lilik Wahyuni, serta anggota lainnya seperti Redy Eko Prastyo, MSi, Akmad Bustanul Arif, Ganecha Yudhistira, Fajaria Menur Widowati, dan Luly Prastuty.