Kanal24, Malang – Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya (UB) menambah dua profesor baru yang baru saja dilantik di UB secara hybrid pada hari Selasa (27/06/2023) di Gedung Samantha Krida. Kedua profesor tersebut adalah Prof. Dr. Ir. Sri Rahayu Utami, M.Sc. dan Prof. Dr. Ir. Retno Dyah Puspitarini, M.S.
Prof. Dr.Ir. Sri Rahayu Utami, M.Sc. sebagai profesor dalam bidang ilmu Geokimia Tanah FP UB (Sukana/Kanal24)
Sebagai profesor ke-30 FP UB, Prof. Dr.Ir. Sri Rahayu Utami, M.Sc. merupakan profesor dalam bidang ilmu Geokimia Tanah, yang memaparkan tentang konsep GeoBioKim SL, untuk manajemen kesuburan tanah pada lahan pertanian terdampak erupsi gunung api.
Erupsi gunung api merupakan bencana alam yang mengakibatkan banyak korban. Namun di sisi lain, erupsi gunung api juga memberi manfaat positif untuk memperbaharui kondisi kesuburan tanah.
“Dengan melepaskan unsur hara yang terkandung, dapat memperbaiki kondisi tanah. Namun, hal ini membutuhkan waktu yang lama, dan tidak dapat dimanfaatkan dalam jangka pendek,” jelas Prof. Sri Rahayu.
Lahan pertanian yang terdampak erupsi gunung api memiliki kendala sifat fisik, kimia, dan biologi tanah bagi pertumbuhan dan produksi tanaman, sehingga dibutuhkan modifikasi perilaku untuk memperbaiki kondisi tanah kembali subur dalam waktu dekat dan dapat dimanfaatkan segera oleh petani yang tinggal di sekitar gunung api.
Untuk memperbaiki kesuburan tanah pasca bencana gunung api, Prof. Sri Rahayu mengenalkan konsep GeoBioKim SL. Konsep ini merupakan perpaduan antara teknologi biologi baik vegetatif dan mikroorganisme fungsional, dan kimia yang terdiri atas amandemen organik dan anorganik, sebagai upaya untuk menanggulangi dampak erupsi.
”Disebut spesifik lokal, karena menggunakan vegetasi dan mikroorganisme yang adaptif pada wilayah terdampak, serta berdasar pilihan petani,” terang Prof. Sri Rahayu.
Ia berharap, konsep ini dapat mengembangkan kerjasama antara pemerintah daerah dengan masyarakat sekitar untuk menggali potensi daerah dalam mengembangkan sistem pertanian yang adaptif dan menguntungkan secara ekonomi dan ekologi.
Prof. Dr. Ir. Retno Dyah Puspitarini, M.S. sebagai profesor dalam bidang Ilmu Akarologi Tanaman FP UB (Sukana/Kanal24)
Selanjutnya, profesor aktif ke-31 di FP UB, Prof. Dr. Ir. Retno Dyah Puspitarini, M.S. yang merupakan profesor dalam bidang Ilmu Akarologi Tanaman, yang memaparkan tentang Strategi Hijau untuk Kelestarian Kehidupan Tungau yang Harmoni di Agroekosistem.
Menurut Prof. Retno Dyah, strategi hijau merupakan bagian dari berbagai strategi pengendalian tungau hama terpadu yang bersifat preemtif dan korektif.
“Strategi ini pada dasarnya adalah rekayasa ekologi untuk menyehatkan lahan, tanaman, dan mendatangkan musuh alami seawal mungkin serta mengupayakan agar populasinya senantiasa setinggi mungkin, yang didapat melalui implementasi praktik kultur teknis, khususnya manipulasi habitat; penerapan tanaman inang yang tahan hama melalui evaluasi biologi dan parameter demografi; dan peningkatan peran kompleks musuh alami,” jelas Prof. Retno..
Strategi hijau sendiri terbagi dalam beberapa jenis, seperti peningkatan diversitas vegetasi melalui penerapan sistem tanam tumpang sari dan penanaman tumbuhan-tumbuhan refugia di agroekosistem sebagai bentuk manipulasi habitat, penggunaan varietas-varietas tanaman yang tahan terhadap serangan tungau fitofag. Penentuan derajat ketahanan tanaman inang diperoleh dari kajian biologi dan parameter demografi setiap jenis tungau hama, pemanfaatan kompleks musuh alami; serangga dan tungau predator, serta jamur entomo-acaripatogen; untuk mengendalikan populasi tungau hama di agroekosistem serta pengaplikasian pestisida berbasis ekstrak tumbuhan sebagai pengganti pestisida kimia sintetis.
Prof. Retno Dyah mengatakan bahwa Akarologi merupakan ilmu yang relatif baru di Indonesia, sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut secara terus menerus untuk mendapatkan banyak pakar yang memahami kehidupan tungau, yang diharapkan dapat berperan dalam mengatasi permasalahan tungau hama di berbagai pertanaman.
Ia juga menambahkan bahwa berbagai penelitian yang telah dilakukan dan akan terus dikembangkan merupakan bagian dari upaya untuk mengatasi masalah tungau hama secara terpadu agar populasinya diharapkan senantiasa pada ambang batas yang tidak merugikan, sehingga produksi yang optimal bisa tercapai.
Dengan dilantiknya dua profesor baru FP UB, Rektor UB, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc. memberikan apresiasinya kepada Prof. Dr. Ir. Sri Rahayu Utami, M.Sc. dan Prof. Dr. Ir. Retno Dyah Puspitarini, M.S.
“Mudah-mudahan bermanfaat dan ini menjadi keberkahan untuk UB dan kita semua. Saya senang sekali dengan para Profesor Universitas Brawijaya semakin banyak. Profesor semakin banyak ide dan ide ini tentu akan semakin memperkuat dan memperkaya ilmu pengetahuan,” ujar Prof. Widodo.
Prof. Widodo juga menambahkan selain ide-ide tersebut semakin memperkuat dan memperkaya ilmu pengetahuan, juga dapat memberikan manfaat dari UB kepada masyarakat. Ia juga menyanjung profesor yang membina wilayah atau profesor turun ke desa.
Rektor UB berharap disamping mengembangkan ilmu di perguruan tinggi, profesor-profesor UB memiliki wilayah-wilayah atau daerah-daerah yang menjadi tempat pengabdian dan mengimplementasikan hasil penelitiannya kepada masyarakat.